Infotangerang.id- Menurut situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud RI), satu Suro merupakan awal bulan pertama Tahun Baru Jawa di bulan Suro yang penanggalannya mengacu pada kalender Jawa.
Menurut bahasa Arab, istilah Satu Suro yakni Asyura yang berarti sepuluh dan malam satu Suro yang bertepatan dengan 1 Muharram tahun 2023 jatuh pada hari Minggu, 7 Juli 2024.
Bulan Suro dianggap oleh masyarakat suku Jawa sebagai bulan yang sakral. Peringatan malam satu Suro ini juga bertepatan dengan dengan 1 Muharram yang merupakan Tahun Baru Islam.
Ada beberapa alasan kenapa Malam 1 Suro dianggap sakral oleh orang Jawa. Pertama, malam ini menandai awal tahun baru dalam kalender Jawa.
Kedua, bulan Suro dianggap penuh dengan energi spiritual yang kuat. Oleh karena itu, banyak orang melakukan ritual dan tradisi untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan mereka.
Larangan Saat Malam Satu Suro, antara lain:
- Tidak boleh bicara atau berisik
Larangan malam satu Suro pertama adalah tidak boleh bicara atau berisik. Masyarakat Jawa Islam bahkan tak sedikit melaksanakannya dengan ritual bisu.
- Keluar Rumah
Bagi beberapa masyarakat Jawa, sangat pantang keluar rumah saat malam satu Suro dan saat tanggal tersebut tiba, masyarakat akan berdiam diri di rumah untuk menghindari kesialan.
- Menikah
Sebisa mungkin, menggelar pernikahan tidak dianjurkan dilakukan pada malam satu Suro karena masyarakat Jawa meyakini akan mitos malam satu Suro.
- Pindah Rumah
Sama seperti keluar rumah, kebanyakan masyarakat Jawa yang percaya mitos malam satu Suro tidak menyarankan untuk berpindah rumah. Sebab, nantinya ketika kamu berpindah saat malam satu Suro atau satu Suro akan mengalami kesialan.
- Mengadakan Pesta atau Hajatan
Banyak orang menghindari mengadakan acara seperti pernikahan atau sunatan di bulan Suro karena dianggap pamali dan membawa bencana. Namun, dalam Islam tidak ada aturan mengenai waktu yang tepat untuk menikah, termasuk di bulan Muharram.
Selain larangan, ada juga tradisi yang dilakukan orang Jawa di malam Satu Suro, yakni:
- Tirakatan
Tirakatan adalah salah satu tradisi yang paling umum dilakukan pada Malam 1 Suro. Biasanya, orang akan berkumpul di rumah atau di tempat-tempat tertentu untuk berdoa dan melakukan introspeksi diri. Mereka percaya bahwa malam ini adalah waktu yang tepat untuk mendekatkan diri pada Tuhan.
- Jamasan Pusaka
Jamasan Pusaka adalah upacara membersihkan pusaka atau benda-benda keramat seperti keris, tombak, dan lain-lain. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan harapan agar pusaka tersebut selalu memberi perlindungan dan keberkahan.
- Tapa Bisu
Tapa Bisu adalah ritual berjalan mengelilingi keraton atau tempat keramat lainnya tanpa bicara sama sekali. Tujuannya adalah untuk mengendalikan diri dan mendekatkan diri pada kekuatan spiritual. Biasanya, ritual ini diikuti oleh banyak orang dan berlangsung dalam suasana yang sangat khidmat.
- Labuhan
Labuhan adalah ritual menghanyutkan berbagai sesaji ke laut atau sungai. Ini dilakukan sebagai simbol pembersihan diri dan permohonan perlindungan dari segala marabahaya. Biasanya, Labuhan dilakukan di pantai atau sungai yang dianggap keramat.
Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife
1 Komentar