INFOTANGERANG.ID- Cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi pada akhir 2025 membuat sekitar 60 hektare sawah di Tangerang berpotensi mengalami puso.
Ancaman ini meliputi delapan kecamatan dan dikhawatirkan berlangsung hingga awal tahun 2026.
Kepala Bidang Produksi Pangan dan Hortikultura DPKP Kabupaten Tangerang, Bambang, menjelaskan bahwa curah hujan tinggi pada periode Desember, Januari, hingga Februari menjadi faktor utama meningkatnya risiko gagal panen.
“Potensi itu sampai beberapa bulan ke depan karena curah hujan tinggi,” ujarnya sebagaimana dilansir dari Anatara News, Kamis (11/12/2025).
Daftar Sawah di Tangerang yang Berisiko Gagal Panen
Berdasarkan pemetaan sementara, area sawah yang paling terancam puso berada di:
- Tigaraksa
- Sindang Jaya
- Kresek
- Kronjo
- Kemiri
- Mauk
- Rajeg
- Pakuhaji
Daerah-daerah tersebut dikenal sebagai wilayah rawan banjir yang langsung terdampak jika hujan ekstrem terjadi berhari-hari.
Langkah Mitigasi DPKP untuk Sawah Terdampak
DPKP Kabupaten Tangerang kini tengah melakukan sejumlah langkah pencegahan untuk meminimalkan potensi gagal panen.
Salah satunya adalah pemetaan area rawan banjir dan pendampingan intensif melalui penyuluh lapangan.
“Kami selalu mengajak para petani dan penyuluh untuk melakukan mitigasi,” kata Bambang. Petani juga didorong untuk bergotong-royong membersihkan saluran air dan memastikan lahan tidak tergenang terlalu lama.
Bambang menegaskan bahwa jika sawah milik petani terdampak banjir hingga menyebabkan gagal panen, mereka dapat memperoleh ganti rugi, asalkan terdaftar dalam kelompok tani resmi.
Pemerintah daerah akan mengusulkan bantuan tersebut kepada pemerintah pusat agar petani yang mengalami kerugian bisa mendapatkan dukungan keuangan maupun benih.
“Kami bersama penyuluh juga mendorong petani bergotong-royong mencegah banjir,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi lanjutan, DPKP juga menyiapkan stok benih padi yang akan diberikan kepada petani jika puso benar-benar terjadi.
Bantuan ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan produksi pertanian di Tangerang.
“Jika ada petani terdampak, kami akan memberikan bantuan berupa benih. Itu sedang kami siapkan,” ujarnya.

