Infotangerang,id– Trauma KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga, merupakan bentuk kekerasan yang terjadi di lingkungan pribadi seseorang.

Kekerasan ini sering terjadi dalam hubungan antar-individu yang intim, di mana pelaku kekerasan adalah orang yang dekat atau dikenal baik oleh korban.

Contohnya adalah kekerasan yang dilakukan oleh suami terhadap istri, ayah terhadap anak, paman terhadap keponakan, atau kakek terhadap cucu.

Kekerasan ini juga dapat terjadi dalam hubungan pacaran, atau dialami oleh orang yang bekerja dalam rumah tangga dan tinggal di dalam rumah tangga tersebut.

Selain itu, KDRT juga dapat merujuk pada kekerasan terhadap perempuan oleh anggota keluarga yang memiliki hubungan darah dengan korban.

Dari data yang diinput Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (Kemenpppa) perhari ini Jumat, 17 Mei 2024, dari total 7.769 kasus, 4.754 kasus terjadi di rumah tangga.

Lebih mirisnya, 5.124 korban diantaranya juga berasal dari rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya menyebabkan cedera fisik, tetapi juga trauma psikologis bagi korban.

Korban KDRT juga tidak hanya menimpa istri atau perempuan saja, tetapi KDRT pada anak juga marak terjadi.

Meskipun efeknya bisa berlangsung lama, ada beberapa langkah awal yang dapat dilakukan korban untuk mengatasi trauma KDRT sebagai upaya penyembuhan.

Cara Hilangkan Trauma KDRT

trauma KDRT
Hilangkan trauma KDRT

Perempuan sering kali rentan mengalami berbagai bentuk kekerasan dalam rumah tangga.

Meskipun peristiwa kekerasan tersebut telah berlalu, masalahnya tidak akan segera teratasi.

Luka fisik yang disebabkan oleh KDRT mungkin dapat sembuh, namun dampak psikologis seperti trauma cenderung bertahan.

Trauma KDRT sering kali mengakibatkan gangguan stres pasca peristiwa traumatis, yang dikenal sebagai posttraumatic stress disorder (PTSD).

Korban sering kali terus-menerus mengalami ingatan yang menyakitkan tentang peristiwa buruk yang mereka alami, bahkan hingga muncul sebagai mimpi buruk saat tidur.

Trauma KDRT adalah kondisi kompleks yang dialami oleh korban.

Gejala emosional dan psikologis yang muncul dari trauma KDRT dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk hubungan interpersonal, interaksi sosial, dan kinerja pekerjaan.

Meskipun demikian, ada berbagai strategi yang dapat dilakukan oleh korban untuk mengatasi trauma KDRT, yang dijelaskan secara ringkas dari laman Compassion Behavioral Health.

1. Menyadari Hubungan Tidak Sehat

Langkah pertama yang sangat penting dalam mengatasi trauma KDRT adalah menyadari bahwa hubungan yang dialami tidak sehat.

Terkadang, korban mungkin kesulitan mengenali hal tersebut, terutama jika kasus KDRT tidak melibatkan kekerasan fisik yang jelas.

Meskipun trauma dari kekerasan dalam rumah tangga dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir secara objektif, penting untuk diingat bahwa korban tidaklah bersalah atas kondisi ini.

2. Mencari Bantuan dari Tenaga Profesional

Langkah selanjutnya dalam mengatasi trauma KDRT adalah mencari bantuan dari tenaga profesional.

Salah satu metode yang direkomendasikan adalah memberi diri ruang untuk mengekspresikan emosi dan berbicara tentang pengalaman yang dialami.

Sejumlah terapis merekomendasikan terapi psikologis dan konseling sebagai cara untuk mengatasi trauma tersebut.

Terapi psikologis yang berfokus pada penanganan trauma dapat membantu korban memproses pengalaman mereka, mengembangkan strategi penanggulangan, dan memperkuat kembali rasa kesadaran diri.

Selain itu, terapi dalam bentuk kelompok juga dapat memberikan dukungan sosial dan validasi bagi para korban, serta membangun hubungan yang kokoh antar sesama korban KDRT.

3. Pengobatan atau Perawatan Medis

Dalam beberapa situasi, obat-obatan mungkin diresepkan untuk mengurangi gejala yang terkait dengan PTSD KDRT, seperti kecemasan yang berlebihan atau depresi.

Namun, penggunaan obat ini umumnya disertai dengan perawatan medis yang holistik dan diawasi oleh psikolog atau psikiater.

Hal ini disebabkan oleh potensi efek samping yang dimiliki oleh beberapa obat yang digunakan untuk mengobati PTSD, sehingga penting untuk mengonsumsinya sesuai dengan petunjuk dan resep dokter spesialis.

4. Cintai Diri Sendiri

Mempelajari cara mencintai diri sendiri dapat menjadi langkah yang penting dalam proses penyembuhan dari trauma KDRT.

Memberikan perhatian penuh pada diri sendiri dan merawat diri dengan penuh kasih sayang dapat membantu korban mengatasi gejala trauma KDRT yang mungkin muncul sewaktu-waktu.

Sumber dari National Domestic Violence Hotline menyarankan untuk menghindari menyalahkan diri sendiri dengan mempergunakan pernyataan negatif.
Sebaliknya, arahkan pikiran pada hal-hal positif tentang diri sendiri untuk mencegah timbulnya gejala PTSD.

5. Perbaiki Gaya Hidup

Untuk pulih dari trauma KDRT, penting untuk memperbaiki gaya hidup.

Hal ini termasuk memastikan asupan nutrisi yang cukup, berolahraga secara teratur, menjaga pola tidur yang sehat, mengelola stres, dan membangun hubungan sosial yang mendukung.

6. Menemukan Dukungan yang Baik

Langkah yang sangat penting dalam proses penyembuhan trauma KDRT selanjutnya adalah menemukan dukungan yang baik.

Dukungan yang baik bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk komunitas, keluarga, teman, atau individu yang dipercaya.

Dengan dukungan yang tepat, korban dapat merasa didukung dan lebih mampu mengatasi dampak dari trauma KDRT.

7. Menetapkan Standar Baru

Dalam mengatasi trauma KDRT menetapkan standar baru dalam memulai hubungan dengan orang lain juga bisa membantu penyembuhan.

Standar tersebut membantu mengurangi ketakutan-ketakutan yang mungkin muncul setelah mengalami peristiwa traumatis.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow