Infotangerang.id- Drama musikal berjudul “Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai” berhasil mencuri perhatian dan menggetarkan hati para penonton pada 25 April 2024 lalu.

Melansir dari tangselife.com, dalam upacara pentas yang berlangsung di auditorium di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki,  bukan hanya sekedar menyajikan hiburan semata.

Drama musikal ini menghadirkan semangat juang dan keteguhan hati dalam mengejar impian.

Dipentaskan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2024, “Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai” merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan komunitas budaya Titimangsa.

Kehadiran “Memeluk Mimpi-Mimpi” menjadi bukti nyata akan kekuatan seni dalam menyampaikan pesan-pesan inspiratif dan mendalam kepada masyarakat Tanah Air dalam semangat Hari Pendidikan Nasional.

Dalam panggung gemerlap “Memeluk Mimpi-Mimpi”, penonton disuguhi penampilan yang luar biasa apik dari siswa dan guru Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta, yang juga dikenal sebagai SMKN 2 Kasihan, Bantul.

Mereka mempersembahkan pertunjukan yang memukau dengan nyanyian opera, paduan suara, dan kepiawaian bermusik lainnya yang mengangkat tema mewujudkan mimpi-mimpi.

Pertunjukan tersebut, SMM Yogyakarta juga tampil mengiringi empat bintang terkenal Indonesia sekaligus penyanyi populer: Sherina Munaf, Nyoman Paul, Danu Kusuma, dan Mawar de Jongh.

Kehadiran mereka memberikan nuansa yang lebih mendalam pada pementasan tersebut, memperkaya pengalaman para penonton.

Memberikan para penonton kesan magis dalam menyampaikan pesan-pesan inspiratif tentang keberanian menggapai impian.

Dalam drama musikal “Memeluk Mimpi-Mimpi”, kehadiran Happy Salma dan Ario Bayu sebagai narator, serta Isyana Sarasvati dan Heny Janawati, memberikan dimensi naratif yang mendalam.

Mereka membantu menyampaikan pesan-pesan penting dalam cerita tersebut.

Salah satu permasalahan yang diangkat dalam drama musikal ini adalah stigma yang melekat pada musisi di masyarakat, di mana seringkali dianggap sulit untuk hidup hanya dengan mengandalkan alat musik mereka.

Stigma yang membuat banyak orang enggan mendukung mimpi menjadi musisi karena dianggap tak menghasilkan.

Melalui konflik ini, “Memeluk Mimpi-Mimpi” menyoroti dan mengajak penonton untuk merenungkan nilai-nilai tentang penghargaan terhadap profesi dan usaha untuk mengatasi stereotip yang merugikan.

Pertunjukan ini juga memberikan pesan moral yang kuat kepada generasi muda untuk tidak menyerah dalam meraih impian mereka, meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan dan hambatan.

Pesan moral ini menginspirasi penonton untuk terus berjuang dan memperjuangkan apa yang mereka percayai, serta membangkitkan semangat pantang menyerah dalam mengejar cita-cita.

Sinopsis Drama musikal “Memeluk Mimpi-Mimpi”

Drama musikal “Memeluk Mimpi-Mimpi” mengisahkan perjalanan Larasati (diperankan oleh Sherina Munaf), seorang pekerja kantoran di Jakarta, yang memutuskan untuk menetap di Yogyakarta setelah impian besar yang ia genggam patah dengan tiba-tiba.

Sesampainya di Yogyakarta, Larasati bertemu dengan berbagai karakter yang membentuk kembali pandangan dan pemahamannya tentang hidup.

Teman lama, adiknya, dan teman-teman baru membantu mengarahkan langkahnya dalam menjawab pertanyaan yang selama ini menghantui pikirannya.

Larasati terjebak dalam pikiran bagaimana cara memeluk kehidupan nyata sehari-hari serta menggapai mimpi-mimpi yang selama ini terpendam di dalam benaknya?

Dalam cerita, Raka (diperankan oleh Nyoman Paul) digambarkan sebagai seorang pemuda yang tengah meniti karier sebagai penyair sambil menyelesaikan pendidikan tingginya.

Sementara itu, Agung (diperankan oleh Danu Kusuma) memiliki impian untuk menjadi pemain biola profesional, namun ia terpaksa menahan diri dan menjalankan coffee shop dengan setengah hati.

Sedangkan Rena (diperankan oleh Mawar de Jongh), adik Larasati, menemukan dirinya mencari jalan untuk mengikuti minatnya dalam mengelola bisnis.

Konflik-konflik yang dihadapi oleh setiap tokoh utama ini saling bertabrakan, namun juga memunculkan harapan untuk menemukan solusi atas masalah masing-masing.

Dalam perjalanan mereka, mereka belajar untuk saling mendukung dan membantu satu sama lain, serta menemukan kekuatan dalam persahabatan dan kerja sama.

Melalui perjalanan ini, Larasati belajar untuk menerima tantangan, menemukan keberanian untuk memperjuangkan apa yang diyakininya, dan menemukan kembali semangat untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang dulu terasa begitu jauh.

Kisah ini menjadi cermin bagi banyak orang yang pernah merasa kehilangan arah, namun akhirnya menemukan kembali arti sejati dari hidup dan keberanian untuk meraih apa yang diimpikan.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow