Seorang nenek bernama arpah yang buta huruf di Beji, Depok, Jawa Barat harus kehilangan tempat tinggalnya setelah dibohongi oleh tetangganya sendiri. Aksi penipuan itu dilakukan pada 2015 lalu dan wanita 69 tahun tersebut hingga kini berjuang untuk mendapatkan rumahnya kembali.
Kasus itu pernah disidang di Pengadilan Negeri Depok atas perkara perdata. Tak berhenti di sana, nenek ini terus berusaha agar kasusnya diproses lebih lanjut hingga akhirnya laporan Arpah diterima Polresta Depok dan telah ditangani penyidik dari Unit Harta dan Benda (Harda) dengan nomor laporan polisi LP/2143/K/IX/2019/PMJ/Resta Depok.
Berdasarkan laporan, Arpah diduga jadi korban penipuan sesuai dengan pasal 372-378 Kitab Undang-undang Hukum Pidata (KUHP). Kuasa hukum Arpah, Agung mengatakan bahwa penyidik saat ini sedang mendalami serta memproses laporan itu dengan melakukan pemanggilan terhadap sejumlah saksi, termasuk akan memeriksa terlapor.
“Sampai sekarang masih pemeriksaan saksi. Kalau terlapor, kita enggak tahu dia di mana,” katanya, Selasa, 15 Oktober 2019,dikutip dariVIVAnews.
Sementara itu, kasus penipuan yang menimpa Arpah bermula saat dia diajak oleh terduga pelaku dengan inisial AKJ (26) ke kantor notaris di kawasan Bogor, Jawa Barat pada empat tahun lalu tepatnya 2015 lalu. Nenek Arpah tak bisa membaca, dia cuma mengikuti apa yang diminta tetangganya.
Lada saat di notaris, tetangganya meminta nenek Arpah untuk menandatangani dokumen. Ternyata dokumen tersebut baru diketahui adalah sertifikat tanah milik Arpah. Adapun tanah itu punya luas sekitar 130 meter persegi.
Berhasil menipu Arpah, pelaku menyuruhnya pulang dan hanya memberikan uang sebesar Rp300 ribu. Arpah dan keluarga baru sadar bahwa sertifikat tanah miliknya berpindah tangan setelah pihak bank mendatangi mereka. Akibatnya, nenek Arpah saat ini tak punya tempat tinggal dan terpaksa menumpang di rumah kerabat atau anaknya.
Arpah sendiri mengaku tak tahu menahu soal dokumen yang ditandatangani saat itu lantaran dirinya buta huruf dan tidak bisa membaca, Namun pada akhirnya dia sadar telah ditipu oleh tetangganya.
“Saya tadinya enggak tahu itu buat apa, saya kan enggak bisa baca. Pulangnya saya dikasih Rp300 ribu. Udah itu aja. Eh enggak tahunya begini,” jelas dia.
Arpah dengan araut muka sedih werta mata berkaca-kaca mengaku tidak ikhlas tanahnya diambil dengan cara menipu. Arpah pun berharap bahwa tanah dan rumah miliknya bisa kembali lagi.
“Saya ngenes, dunia akhirat saya enggak rida. Saya enggak ikhlas. Saya mau semua kembali semula,” ungkapnya.
Tinggalkan Balasan