INFOTANGERANG.ID- Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah menyentuh level Rp17.200an/US$ di non-deliverable forward (NDF).
Melansir dari CNBC Indonesia pada Senin, 7 April 2025, nilai tukar mata uang Garuda telah mencapai Rp17.261/US$ dan merupakan posisi terendah nilai tukar mata uang sepanjang sejarah.
Nilai tukar rupiah melemah di pasar NDF ini jauh lebih lemah jika dibandingkan pada penutupan perdagangan reguler terakhir sebelum libur Lebaran pada Kamis, 27 Maret 2025.
Pada saat itu, rupiah berada pada posisi Rp16.555/US$ atau menguat 0,12%.
Hal ini menunjukan bahwa nilai tukar rupiah tampak berpotensi melemah sangat signifikan pada pekan ini.
Sebagai informasi, NDF (Non-Deliverable Forward) adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang untuk periode tertentu dengan nilai tukar yang disepakati sebelumnya.
Pasar NDF belum tersedia di Indonesia, dan hanya ada di pusat-pusat keuangan global seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologi pasar dalam penentuan harga di pasar spot.
Akibatnya, kurs yang ada di pasar NDF sering kali menjadi acuan bagi pergerakan harga di pasar spot.
Penyebab Nilai Tukar Rupiah Melemah
Melansir dari Kompas.com, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah ini dipengaruhi respon negatif negara-negara atas kebijakan tarif resiprokal AS.
Dia mengatakan bahwa sentimen negatif muncul akibat pengumuman kebijakan tarif yang dibuat oleh Presiden AS Donald Trump, yang mendapat respons negatif dari negara-negara yang dikenakan tarif lebih tinggi.
Menurutnya, pasar merasa khawatir bahwa ekonomi global tidak akan berjalan dengan baik karena adanya penurunan yang disebabkan oleh perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif resiprokal AS.
Hal tersebut kemudian juga memicu pelaku pasar keluar dari aset beresiko dan memilih masuk ke aset aman.
Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah juga dipengaruhi oleh data tenaga kerja nonfarm payrolls AS yang lebih bagus dari proyeksi.
Sentimen negatif terhadap pergerakan aset berisiko juga dipengaruhi oleh perang yang masih berlangsung di beberapa wilayah dengan ketegangan yang semakin tinggi.
Dia menjelaskan bahwa perang di Timur Tengah, di mana Israel meningkatkan serangannya di Jalur Gaza dan AS melakukan serangan di Yaman, serta perang di Ukraina antara Rusia dan Ukraina yang juga mengalami peningkatan serangan belakangan ini, turut memberi dampak.
Pada pembukaan perdagangan di Jakarta pada Senin pagi, nilai tukar rupiah melemah sebesar 251 poin atau 1,51 persen, menjadi Rp 16.904 per dolar AS, dibandingkan dengan sebelumnya Rp 16.653 per dolar AS.
Di hari yang sama, operasi moneter rupiah dan valas masih libur.
Ariston menambahkan bahwa pasar masih menunggu respons terhadap hasil negosiasi, karena mungkin saja Trump akan melunak, yang bisa berdampak positif terhadap harga aset berisiko.
