INFOTANGERANG.ID – Media sosial sedang dihebohkan dengan adanya grup Facebook bernama Fantasi Sedarah yang berisi konten penyimpangan seksual bertema inses atau hubungan satu darah.

Hingga saat ini, pengelola grup Fantasi Sedarah masih diburu oleh pihak kepolisian.

Pihak Polda Metro Jaya telah melakukan proses penyelidikan sejak awal Mei 2025.

Pihaknya menyebut bahwa kini grup tersebut telah dihapus oleh Meta karena telah melanggaran peraturan platform.

Tak sendirian, kini tim penyidik tengah berkoordinasi dengan Meta dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terkait keberadaan akun tersebut.

Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi yakni Alexander Sabar mengungkapkan bahwa pihaknya telah memblokir 30 link yang berafiliasi dengan grup Fantasi Sedarah.

Pemutusan akses grup tersebut adalah bagian dari pelaksanaan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas).

Dalam regulasi ini, setiap platform wajib melindungi anak dari konten berbahaya dan memastikan anak bisa tumbuh dalam ekosistem digital yang aman dan sehat.

Apa Itu Inses dan Penyebabnya?

Secara sederhana, inses merupakan hubungan seksual atau pernikahan yang terjadi antara anggota keluarga sedarah, seperti antara ayah dan anak, ibu dan anak, atau saudara kandung.

Dalam banyak budaya dan negaa, inses dilarang keras secara hukum dan dianggap sebagai bentuk penyimpangan seksual yang bisa menimbulkan dampak serius secara fisik dan psikologis.

Di Indonesia sendiri, inses termasuk dalam tindak pidana, terutama jika melibatkan kekerasan atau korban di bawah umur.

Namun sayangnya, banyak kasus inses yang tidak terungkap karena rasa malu, tekanan keluarga hingga ketakutan korban.

Penyebab Inses Bisa Terjadi

Ada sejumlah faktor penyebab inses, termasuk fantasi sedarah, bisa terjadi.

Sering kali penyebab ini tidak disadari atau sengaja diabaikan oleh lingkungan sekitar.

Berikut ini beberapa penyebabnya:

1. Lingkungan keluarga yang tidak sehat

Banyak kasus inses terjadi dalam keluarga disfungsional, yaitu keluarga dengan pola komunikasi yang buruk, minim kasih sayang, atau penuh dengan kekerasan domestik.

Anak-anak yang tumbuh dalam kondisi ini lebih rentan menjadi korban atau pelaku.

2. Kurangnya pengetahuan mengenai seksual

Di Indonesia, edukasi seksual masih dianggap tabu. Hal ini membuat banyak anak atau remaja tidak paham batasan hubungan sehat dan bagaimana mengenali tindakan pelecehan.

Akibatnya, inses bisa terjadi tanpa korban menyadari bahwa itu salah seperti yang viral dalam grup Facebook Fantasi Sedarah.

3. Isolasi Sosial

Keluarga yang tinggal di daerah terpencil atau tertutup sering kali tidak memiliki pengawasan sosial yang cukup.

Kurangnya interaksi dengan masyarakat luar membuat inses lebih mudah terjadi tanpa diketahui orang lain.

4. Penyalahgunaan kekuasaan dalam keluarga

Inses kerap melibatkan pelaku yang memiliki posisi otoritas, seperti ayah atau kakak laki-laki.

Mereka memanfaatkan posisi dominan untuk mengintimidasi korban dan membuatnya merasa tidak berdaya.

5. Trauma dan pola berulang

Dalam beberapa kasus, pelaku inses pernah menjadi korban di masa lalu.
Tanpa penanganan psikologis, mereka bisa mengulangi pola kekerasan yang sama terhadap anggota keluarga lain.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Dwi Oktaviani
Editor
Dwi Oktaviani
Reporter