INFOTANGERANG.ID- Media sosial dihebohkan dengan tren baru bertajuk Aura Farming yang viral di berbagai platform global, mulai dari TikTok, Instagram, hingga X (Twitter).

Gerakan yang tampak sederhana namun penuh kharisma ini menjadi sorotan setelah video seorang bocah dari tradisi Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau mendadak mendunia.

Tren Aura Farming awalnya ditambilkan oleh seorang anak laki-laki mengenakan kacamata hitam dan busana Melayu, berdiri gagah di ujung perahu tradisional sambil menari ekspresif dengan gerakan tangan yang dinamis.

Penuh percaya diri, ia memancarkan aura yang disebut-sebut sebagai bentuk paling otentik dari “aura farming”.

Dari Sungai Kuantan ke Panggung Dunia: Aura Farming Disorot Seleb Dunia

Fenomena ini tak berhenti di Indonesia. DJ ternama asal Amerika, Steve Aoki, bahkan mengunggah video konsernya di Portugal dengan menirukan gerakan tersebut dan menuliskan caption:

“Quick lil aura farming in Portugal #boatrace #aurafarming #boatkid”

Sementara itu, klub sepak bola Paris Saint-Germain (PSG)β€”yang baru saja menjuarai Liga Champions 2025, mengunggah video selebrasi pemain dengan gaya serupa dan menulis:

“His aura made it all the way to Paris.”

Apa Itu Aura Farming?

Istilah aura farming mungkin terdengar asing di telinga, tapi maknanya sederhana. Secara harfiah:

  • Aura: Karisma, pesona, atau daya tarik
  • Farming: Bercocok tanam atau membudidayakan
  • Dalam konteks tren digital, “aura farming” berarti momen ketika seseorang secara sadar mengekspresikan gaya, percaya diri, dan kharisma dengan cara yang mencolok namun tetap terlihat effortless.

Tren ini lekat dengan generasi muda, khususnya Gen Alpha, yang menggunakannya untuk menunjukkan persona keren mereka lewat ekspresi, tarian, hingga cara berjalan di depan kamera.

Asal Usul Aura Farming: Tradisi Pacu Jalur Riau

Meski istilah ini sudah muncul di internet sejak 2024, popularitas globalnya melesat berkat tradisi Pacu Jalur balapan perahu khas Riau yang digelar di Sungai Kuantan.

Perahu panjang (disebut “jalur”) sepanjang 25–40 meter itu dikayuh oleh puluhan orang. Namun yang menarik perhatian adalah penari kecil di ujung perahu, yang disebut Togak Luan atau Anak Coki. Ia menari dengan semangat tinggi, memotivasi timnya di tengah perlombaan.

Gerakan spontan penuh percaya diri itulah yang memicu warganet menyebutnya sebagai bentuk aura farming paling otentik.

Menurut Roni Rakhmat, Kepala Dinas Pariwisata Riau, terdapat tiga tokoh penting di atas jalur:

Tukang Tari / Anak Coki
Penari anak-anak di bagian depan perahu yang melakukan tarian jika timnya unggul.

Timbo Ruang
Berada di tengah perahu, memberikan aba-aba untuk sinkronisasi gerakan dayung.

Tukang Onjai
Di bagian belakang, bertugas mengarahkan perahu agar tetap seimbang dan stabil.

Mengapa anak-anak jadi penari? Karena bobot tubuh mereka ringan dan ideal ditempatkan di bagian depan yang sensitif terhadap keseimbangan.

Sebagian besar video aura farming di media sosial kini diiringi lagu β€œYoung, Black, & Rich” dari Melly Mike. Lagu ini pun menjadi soundtrack tidak resmi dari gerakan aura farming global.

Apa yang awalnya tampak sebagai momen lucu dari balapan tradisional, kini berubah menjadi gerakan budaya global. Aura farming bukan sekadar gaya viral, tapi juga menjadi bukti bahwa pesona lokal Indonesia mampu mengguncang panggung dunia.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Nadia Lisa Rahman
Editor
Nadia Lisa Rahman
Reporter