INFOTANGERANG.ID- DPRD Tangerang Selatan (Tangsel) akan memantau secara ketat kualitas bahan material pada proyek trotoar di Ciater, Serpong.

Proyek revitalisasi tersebut dikabarkan menghabiskan dana sekitar Rp 7 miliar.

Julham Firdaus, anggota Komisi IV DPRD Tangsel dari Fraksi Demokrat menyatakan, ia akan turun langsung ke lapangan untuk memastikan pengawasan berjalan menyeluruh.

“Saya akan melakukan pengawasan secara menyeluruh, termasuk memeriksa spesifikasi bahan material dan detail teknis lainnya,” ujar Julham sebagaimana dilansir dari Kompas.com pada Kamis, 2 Oktober 2025.

Menurut Julham, pengawasan dilakukan melalui rapat koordinasi terkait anggaran serta inspeksi mendadak di lapangan.

Ia menegaskan, penilaian lebih lengkap akan dilakukan setelah menerima laporan dan membandingkannya dengan kondisi di lapangan.

“Pola pengawasan saya mencakup rapat koordinasi anggaran dan sidak lapangan, yang semuanya akan saya sesuaikan,” jelasnya.

Sebelumnya, Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) Tangsel menjelaskan bahwa proyek trotoar di Ciater ini mencakup area sepanjang sekitar satu kilometer dengan lebar bervariasi antara 3 hingga 4 meter.

Proyek dengan nilai Rp 7 miliar tersebut ditujukan untuk menciptakan ruang publik yang lebih fungsional dan bermanfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang.

Kepala Bidang Drainase dan Pedestrian DSDABMBK Tangsel, Saflinawati, mengatakan, trotoartersebut merupakan milik bersama, sehingga perlu untuk menjaga kebersihan dan fasilitasnya.

Meski begitu, sebagian warga menilai anggaran proyek trotar di Ciater tersebut terlalu besar.

Lintang (34), warga sekitar Jalan Raya Ciater, menyebut trotoar sebelumnya masih dalam kondisi baik, sehingga penggantian sepanjang satu kilometer dengan biaya Rp 7 miliar terasa mubazir.

“Trotoar sebelumnya masih bagus, jadi kalau diganti terasa buang-buang anggaran untuk jarak hanya satu kilometer,” kata Lintang.

Pendapat serupa disampaikan A’ang (45), seorang pedagang yang telah 25 tahun menetap di kawasan itu.

Ia menilai dana tersebut seharusnya bisa dialokasikan untuk sektor lain yang lebih mendesak, seperti kesehatan.

“Seharusnya bisa dipakai untuk kepentingan lain yang lebih berguna bagi masyarakat, misalnya bidang kesehatan, karena itu juga penting,” ujarnya.

Selain itu, warga juga mengeluhkan dampak pembangunan terhadap usaha mereka.

Akses ke kios menjadi lebih sulit, sehingga penjualan menurun.

Lintang mencatat penurunan omzet hingga 30 persen, sementara A’ang mencapai 40 persen.

“Harapannya, proyek ini segera selesai, tidak ada pembangunan lagi, dan pengerjaannya dipercepat,” kata A’ang.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Iis Suryani
Editor
Iis Suryani
Reporter