INFOTANGERANG.ID- Salah satu komplikasi yang paling sering dan paling ditakuti dalam penyakit Diabetes Melitus adalah kaki diabetes atau diabetic foot.

Gangguan yang terjadi pada area kaki ini akibat komplikasi dari diabetes yang tidak terkontrol, bisa berupa luka terbuka (ulkus), infeksi, kerusakan jaringan, hingga perubahan bentuk kaki.

Jika tidak dikendalikan dengan baik, kondisi ini bisa memicu kaki diabetes hingga komplikasi serius pada berbagai organ vital seperti jantung, ginjal, mata, hingga saraf.

Menurut dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD, MSc, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital BSD masalah ini seringkali muncul secara perlahan dan tanpa disadari, hingga akhirnya berkembang menjadi luka yang sulit sembuh bahkan berisiko amputasi.

Deteksi dini dan perawatan yang tepat menjadi kunci utama agar kondisi ini tidak semakin parah.

Screenshot 2025 11 06 122640

Penyebab Umum Kaki Diabetes

Secara umum, ada dua penyebab utama munculnya kaki diabetes:

Neuropati perifer (kerusakan saraf):
Penderita kehilangan kemampuan merasakan nyeri, panas, atau dingin di kaki. Akibatnya, luka kecil bisa tidak terasa dan terus memburuk tanpa disadari.

Gangguan sirkulasi darah (penyakit vaskular perifer):
Aliran darah ke kaki menjadi buruk sehingga suplai oksigen dan nutrisi berkurang. Hal ini membuat luka sulit sembuh dan mudah terinfeksi.

Penyebab Luka pada Kaki Diabetes

Luka pada kaki diabetes biasanya berawal dari hal sepele, namun bisa menjadi sangat serius karena komplikasi dari kadar gula yang tidak terkontrol. Berikut penyebab umumnya:

  • Cedera tanpa terasa: Luka kecil akibat sepatu sempit, gesekan, atau menginjak benda tajam.
  • Sirkulasi darah buruk: Kurangnya aliran darah memperlambat penyembuhan dan memicu kematian jaringan (nekrosis).
  • Imunitas menurun: Gula darah tinggi melemahkan daya tahan tubuh sehingga infeksi lebih mudah menyebar.

Cara Merawat Luka Kaki Diabetes

Perawatan luka diabetes harus dilakukan dengan disiplin, di bawah pengawasan dokter spesialis. Tujuannya adalah mempercepat penyembuhan dan mencegah amputasi. Berikut langkah-langkah utamanya:

  • Kontrol gula darah: Luka tidak akan sembuh jika kadar gula tetap tinggi. Patuhi pola makan, konsumsi obat, dan gaya hidup sehat sesuai anjuran dokter.
  • Perawatan luka harian: Bersihkan luka menggunakan cairan steril seperti NaCl 0,9%, lalu tutup dengan perban modern (dressing) yang menjaga kelembapan optimal. Hindari merendam luka dalam air.
  • Debridement: Dokter akan mengangkat jaringan mati untuk merangsang pertumbuhan jaringan baru yang sehat.
  • Kurangi tekanan pada luka (offloading): Gunakan sepatu khusus, alat bantu jalan, atau kruk agar luka tidak semakin dalam akibat tekanan berlebih.
  • Atasi infeksi Jika luka menunjukkan tanda-tanda infeksi, dokter akan memberikan antibiotik sesuai hasil kultur bakteri.

Cara Mencegah Luka Kaki Diabetes dan Kekambuhan

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut langkah pencegahan yang wajib dilakukan penderita diabetes:

  • Periksa kaki setiap hari menggunakan cermin untuk memastikan tidak ada luka atau perubahan warna.
  • Jaga kebersihan kaki, cuci dengan air hangat dan sabun lembut, lalu keringkan terutama di sela-sela jari.
  • Gunakan alas kaki yang nyaman dan tertutup, hindari bertelanjang kaki meski di rumah.
  • Potong kuku dengan hati-hati, hindari luka akibat kuku tumbuh ke dalam.
  • Kendalikan kadar gula darah dengan disiplin menjalankan diet, olahraga, dan terapi medis.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksa ke dokter bila Anda memiliki diabetes dan mengalami:

  • Luka atau lecet yang tidak membaik dalam 1–2 hari.
  • Gejala infeksi seperti bengkak, nyeri, demam, atau muncul cairan berbau.
  • Perubahan warna kulit menjadi pucat atau kehitaman (gangren).
  • Penanganan cepat dapat mencegah kondisi memburuk hingga amputasi.
  • Konsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Penanganan diabetes dan komplikasinya, termasuk kaki diabetes, sebaiknya dilakukan bersama dokter spesialis penyakit dalam yang akan membantu mengatur kadar gula darah, memberikan perawatan luka yang tepat, serta mencegah komplikasi berulang.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Nadia Lisa Rahman
Editor
Nadia Lisa Rahman
Reporter