INFOTANGERANG.ID- Kasus dugaan bullying di SMPN 19 Tangsel akhirnya mendapat tanggapan resmi dari pihak sekolah. Seorang siswa berinisial MH (13) diduga menjadi korban perundungan oleh teman sekelasnya hingga mengalami gangguan penglihatan.
Guru Bimbingan Konseling (BK) SMPN 19 Tangsel, Sriwida, mengungkapkan bahwa pihak sekolah baru mengetahui kejadian tersebut pada Selasa (21 Oktober 2025). Informasi diterima langsung dari orang tua korban melalui sambungan telepon.
“Ketika sore di tanggal 21 itu kami baru mendapatkan informasi dari orang tuanya by phone,” ujar Sriwida saat ditemui di kediaman korban di Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, pada Senin 10 November 2025.
Menurut Sriwida, orang tua MH mengeluhkan kondisi anaknya yang mengalami gangguan pada mata setelah diduga mendapat perlakuan kasar dari teman sekelas.
“Mata sebelah kanan tidak bisa melihat, pusing kalau jalan,” jelasnya.
Menindaklanjuti laporan tersebut, pihak sekolah langsung mengadakan mediasi pada Rabu (22 Oktober 2025) dengan menghadirkan perwakilan dari keluarga korban dan keluarga terduga pelaku.
Kepala SMPN 19 Tangsel, Frida Tesalonik, membenarkan bahwa dalam pertemuan itu kedua pihak telah mencapai kesepakatan.
“Sudah dilakukan mediasi dan disepakati bahwa pihak terduga pelaku akan bertanggung jawab terhadap biaya pengobatan korban,” terang Frida.
Sementara itu, Rizki, kakak dari korban, membenarkan bahwa pihak keluarga pelaku sempat menanggung sebagian biaya pengobatan.
“Pihak keluarga pelaku kemarin bertanggung jawab untuk scanning dan terapi satu kali. Tapi untuk pengobatan lanjutan di rumah sakit katanya sekarang belum ada uang,” ujarnya.
Kasus ini kini masih menjadi perhatian masyarakat Tangsel.
Banyak pihak berharap agar sekolah dapat meningkatkan pengawasan dan edukasi terhadap siswa untuk mencegah perundungan di lingkungan pendidikan.
Kasus dugaan bullying seperti ini kembali menjadi sorotan penting bagi dunia pendidikan. Sekolah diharapkan tidak hanya menindak tegas pelaku, tetapi juga memperkuat sistem pencegahan dan pendampingan psikologis bagi korban.

