INFOTANGERANG.ID- Banyak orang mempertanyakan penyebab gagal ginjal stadium 5 remaja asal Tangerang sejak usia 14 tahun ini.

Remaja tersebut sudah empat tahun menjalani hidup dengan kondisi ginjal kronis berat, padahal usia belasan biasanya dianggap jauh dari risiko penyakit ginjal.

Namun kebiasaan yang sering dianggap sepele ternyata mampu memicu kerusakan ginjal dalam jangka panjang.

Remaja ini diketahui jarang minum air putih, lebih sering memilih minuman berwarna dan manis, gemar mengonsumsi makanan cepat saji, serta memiliki riwayat keluarga hipertensi.

Kombinasi faktor inilah yang akhirnya memicu kerusakan ginjal progresif hingga mencapai stadium akhir.

Fenomena ini menegaskan bahwa penyakit ginjal tidak hanya menyerang orang dewasa atau lansia, tetapi bisa muncul pada usia sangat muda ketika pola hidup tidak sehat dilakukan terus menerus.

Penyebab Gagal Ginjal Remaja di Tangerang

Kebiasaan harian yang tampak ringan ternyata menyimpan risiko besar jika berlangsung bertahun-tahun.

1. Sering Minum Minuman Manis dan Berwarna

Minuman berpemanis memberi beban metabolik berat pada ginjal. Kadar gula yang tinggi memicu inflamasi dan merusak pembuluh darah kecil di ginjal.
Penelitian menunjukkan konsumsi lebih dari satu porsi minuman manis per hari dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis.

2. Jarang Minum Air Putih

Kurangnya cairan membuat darah lebih pekat, sehingga ginjal bekerja lebih keras menyaring limbah. Kondisi dehidrasi berulang dapat merusak nefron, unit penyaring terkecil pada ginjal.

3. Sering Mengonsumsi Makanan Cepat Saji

Fast food kaya garam, gula, lemak jenuh, dan aditif—semuanya memberi tekanan tinggi pada ginjal. Garam berlebih dapat meningkatkan tekanan darah, salah satu penyebab utama kerusakan ginjal jangka panjang.

4. Riwayat Keluarga Hipertensi

Faktor genetik meningkatkan kerentanan terhadap gangguan tekanan darah. Ginjal sangat sensitif terhadap perubahan tekanan, sehingga hipertensi kronis dapat mempercepat kerusakan ginjal.

Lima Stadium Gagal Ginjal, Mulai Ringan hingga Tahap Akhir

Stadium 1: Kerusakan Ringan Tanpa Gejala

Pada tahap awal ini, fungsi ginjal masih berjalan nyaris normal dengan eGFR di atas 90 mL/menit/1,73m².

Gejala umumnya belum terasa, sehingga kondisi sering terdeteksi hanya melalui pemeriksaan rutin.

Pencegahan fokus pada menjaga tekanan darah, gula darah, pola makan sehat, tidur cukup, dan rutin beraktivitas fisik.

Stadium 2: Fungsi Ginjal Mulai Menurun

Nilai eGFR berada pada kisaran 60–89 mL/menit/1,73m². Pasien biasanya belum merasakan keluhan berarti.

Gaya hidup sehat, pembatasan garam, dan berhenti merokok menjadi langkah penting agar fungsi ginjal tidak terus turun.

Stadium 3: Penurunan Lebih Jelas

Nilai eGFR menurun menjadi 30–59 mL/menit/1,73m². Pada tahap ini, beberapa orang mulai merasakan gejala seperti cepat lelah, bengkak pada tangan atau kaki, atau perubahan intensitas buang air kecil.

Pola makan rendah garam dan rendah protein diperlukan, serta pemeriksaan berkala untuk mencegah perburukan.

Stadium 4: Kerusakan Berat

Fungsi ginjal berada di rentang eGFR 15–29 mL/menit/1,73m². Keluhan seperti mual, kram, dan penurunan nafsu makan semakin sering muncul.

Dokter mulai menyiapkan rencana jangka panjang, termasuk kemungkinan terapi pengganti ginjal.

Stadium 5: Tahap Akhir Gagal Ginjal

Dengan eGFR di bawah 15 mL/menit/1,73m², ginjal tidak lagi mampu membuang limbah tubuh secara optimal.

Gejala yang muncul termasuk uremia, edema, kulit kering, mual muntah, hingga penurunan kesadaran.

Pada fase ini, pasien umumnya membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal.

Gagal ginjal merupakan kondisi yang berkembang perlahan dan dipengaruhi banyak aspek, mulai dari kurang minum, kurang tidur, stres, jarang bergerak, hingga tekanan darah atau gula darah yang tidak terkontrol.

Sering kali seseorang baru menyadari masalah ini saat sudah memasuki stadium lanjut karena gejalanya samar di awal.

Pemeriksaan sederhana seperti tes darah dan urine sebenarnya dapat mendeteksi kerusakan sejak dini sebelum ginjal mengalami kerusakan permanen.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Nadia Lisa Rahman
Editor
Nadia Lisa Rahman
Reporter