INFOTANGERANG.ID- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Banten, terus menggencarkan edukasi kebencanaan dan literasi risiko kepada masyarakat selama masa siaga darurat bencana hidrometeorologi.

Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran warga agar lebih siap menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang, Mahdiar, mengatakan bahwa edukasi difokuskan pada peningkatan pemahaman masyarakat terkait kondisi kebencanaan serta tindakan yang harus dilakukan sebelum dan saat bencana terjadi.

“Edukasi ini bertujuan agar warga memiliki kesiapsiagaan sejak dini. Ketika tanda-tanda bencana muncul, masyarakat sudah tahu langkah apa yang harus diambil,” ujarnya, Kamis.

Program edukasi kebencanaan diprioritaskan di permukiman yang berada di sekitar sungai dan aliran kali.

Wilayah tersebut dinilai memiliki risiko tinggi terdampak banjir, terutama saat curah hujan meningkat.

BPBD secara aktif menyampaikan informasi kepada warga mengenai potensi bahaya seperti hujan deras, luapan sungai, hingga angin kencang.

Dengan demikian, ketika banjir atau bencana lain terjadi, masyarakat tidak lagi panik dan dapat melakukan evakuasi secara mandiri dan aman.

Pemkot Tangerang Perkuat Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi Lintas Sektor

Selain edukasi langsung ke masyarakat, Pemerintah Kota Tangerang juga mengintensifkan berbagai langkah strategis selama masa siaga darurat.

Di antaranya adalah pemutakhiran informasi cuaca harian berbasis data BMKG yang disebarluaskan secara rutin kepada warga.

BPBD bersama instansi terkait juga melakukan penguatan kesiapan personel kebencanaan, termasuk pelatihan dan simulasi penanganan bencana lintas sektor.

Upaya ini dilakukan agar seluruh unsur tetap siaga selama tiga bulan ke depan.

“Seluruh sektor diminta meningkatkan kesiapsiagaan selama 24 jam penuh, tujuh hari dalam sepekan. Koordinasi lintas sektor kami perkuat agar respons terhadap keadaan darurat bisa cepat dan terukur,” kata Mahdiar.

Wali Kota Tangerang, Sachrudin, menegaskan bahwa penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi dilakukan berdasarkan peringatan dini BMKG.

BMKG memprediksi curah hujan pada akhir 2025 hingga awal 2026 berada di atas normal akibat anomali iklim global.

Sepanjang tahun ini, Kota Tangerang juga mencatat peningkatan signifikan kejadian banjir, genangan, dan angin kencang, sehingga pemerintah daerah mengambil langkah antisipatif melalui status siaga darurat.

Sachrudin menekankan bahwa Kota Tangerang kini mengedepankan paradigma baru penanganan kebencanaan, yakni bergerak lebih awal sebelum bencana terjadi.

“Kita harus siap dan bertindak sebelum bencana datang, bukan menunggu setelah kejadian,” tegasnya.

Melalui edukasi berkelanjutan dan kesiapsiagaan lintas sektor, Pemkot Tangerang berharap dampak bencana hidrometeorologi dapat diminimalkan dan keselamatan masyarakat tetap terjaga.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Iis Suryani
Editor
Iis Suryani
Reporter