INFOTANGERANG.ID– Pajak Bangun Rumah atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 2,4 persen bagi mereka yang membangun rumah sendiri tanpa kontraktor berlaku mulai tahun ini.
Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 61/PMK.03/2022 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Membangun Sendiri (KMS).
Bagaimana cara menghitung pajak bangun rumah dan apakah semua rumah kena pajak? Yuk, simak ulasan lengkapnya di artikel berikut.
Menurut aturan, pajak ini berlaku bagi masyarakat yang membangun rumah sendiri dengan luas lebih dari 200 meter persegi yang bertujuan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak dan memastikan bahwa kegiatan membangun rumah juga berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
Cara Menghitung Pajak Bangun Rumah Sendiri
Tarif pajak yang dikenakan untuk membangun rumah sendiri adalah 2,4 persen dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Bagaimana cara menghitungnya?
Berikut rumusnya:
20% × tarif PPN × Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
2,4% × biaya membangun rumah
Contoh perhitungan:
Jika masyarakat membangun rumah dengan biaya Rp1 miliar, maka pajak yang harus dibayar adalah:
2,4% × Rp1 miliar = Rp4,8 juta
Jumlah ini harus dibayarkan ke negara sebagai pajak membangun rumah sendiri.
Jika membangun rumah melalui developer atau kontraktor resmi, pajaknya sudah termasuk dalam harga jual rumah, sehingga mayarakat tidak perlu membayarnya secara terpisah.
Jadi, jika ingin menghemat pajak bangun rumah sendiri, masyarakat bisa mempertimbangkan opsi membeli rumah langsung melalui pengembang.
Sementara itu Pasal 3 PMK itu menyebutkan, PPN yang dihitung, dipungut, dan disetor oleh orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri dengan besaran tertentu merupakan hasil perkalian 20 persen dengan tarif PPN sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat 1 UU PPN yang telah diperbarui oleh UU HPP.
Ketika PPN naik menjadi 12 persen, maka tarif yang berlaku tentu bertambah menjadi 2,4 persen.
Dalam PMK itu dijelaskan pula bahwa kegiatan membangun sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kegiatan membangun bangunan, baik bangunan baru maupun perluasan bangunan lama, yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain.
Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa 1 (satu) atau lebih konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada satu kesatuan tanah dan/atau perairan dengan kriteria:
a. konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan batu bata atau bahan sejenis, dan/ atau baja;
b. diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha;
c. dan luas bangunan yang dibangun paling sedikit 200 m2 (dua ratus meter persegi).
Kegiatan membangun sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan secara:
a. sekaligus dalam suatu jangka waktu tertentu; atau
b. bertahap sebagai satu kesatuan kegiatan sepanjang tenggang waktu antara tahapan membangun tersebut tidak lebih dari 2 (dua) tahun.
