INFOTANGERANG.ID- Cek beberapa mitos terkait perawatan bayi baru lahir dalam artikel berikut.

Seperti bayi tidak boleh keluar rumah sebelum berusia 40 hari, pusar bayi yang ditutup koin supaya tidak bodong, bayi yang dibedong secara kencang supaya kakinya lurus dan pemberian kopi saat kejang.

Hal ini dikatakan Bidan Desiana Trisni, menurutnya tidak ada dasar bayi sebelum usia 40 hari tidak diperbolehkan keluar rumah, namun ada beberapa perawatan bayi baru lahir yang perlu diperhatikan.

Mitos atau Fakta Perawatan Bayi Baru Lahir sebagai berikut:

1. Bayi Sebelum 40 Hari Tidak Boleh Keluar Rumah adalah Mitos

Hal ini dikatakan Bidan Desiana Trisni, menurutnya tidak ada dasar bayi sebelum usia 40 hari tidak diperbolehkan keluar rumah, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kesehatan bayi yang baru lahir.

“Bayi yang baru lahir sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna dan masih berkembang. Apabila ingin keluar rumah, dipastikan lingkungan yang akan dikunjungi dalam keadaan bersih, sirkulasi udaranya lancar, tidak dalam ruangan tertutup, tidak berdekatan dengan orang yang sedang sakit sehingga aman untuk bayi. Mengingat bayi baru lahir sangat rentan terhadap penyakit,” terangnya.

Lebih lanjut, Pemilik House of Neny mom and baby care ini menuturkan yang perlu diperhatikan juga adalah kondisi ibu yang baru melahirkan. Karena ibu pasca melahirkan atau pasca bersalin membutuhkan waktu untuk pemulihan, sehingga aktifitas diluar rumah itu sebaiknya dilakukan sesuai dengan kondisi fisik dan kenyamanan ibu. Ketika ibu merasakan badannya masih lemas, darah nifasnya masih keluar banyak, bekas jahitannya nyeri jangan dipaksakan keluar rumah sehingga perlu disesuaikan kondisi yang terjadi.

Kenapa Bayi tidak boleh keluar rumah sebelum berusia 40 hari merupakan sebuah mitos?

“Karena bayi juga perlu terkena paparan sinar matahari dipagi hari. Hal ini penting dilakukan untuk bayi sekalian berjemur, dimana dalam paparan sinar matahari ini terkandung vitamin D yang baik untuk pertumbuhan tulang bayi. Tetapi memang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membawa bayi keluar rumah sebelum usia 40 hari,” ungkapnya.

Screenshot 2025 01 23 093926

2. Pusar Bayi yang ditutup Koin Supaya Tidak Bodong Merupakan Mitos

Wanita yang berprofesi sebagai terapi tumbuh kembang anak ini menjelaskan bahwa ini merupakan mitos. Karena dengan menutupi pusar bayi dengan koin tidak memiliki dasar medis bahkan beresiko menimbulkan masalah kesehatan untuk bayi.

Pusar bodong atau dalam bahasa medis hernia umbilikalis disebabkan otot dinding perut bayi yang belum menutup sempurna dimana dalam kondisi ini usus tidak sengaja masuk disela-sela. Umumnya hernia umbilikalis ini tidak menimbulkan gejala yang berbahaya dan bisa sembuh sendiri mengikuti usia anak, dimana saat usia anak 2 hingga 3 tahun akan mengecil dengan sendirinya.

“Bahkan apabila pusar ditutup dengan koin justru akan membahayakan. Hal ini dikarenakan koin tidak steril bisa juga menyebabkan infeksi diarea pusar apalagi ditutup saat tali pusar belum lepas atau baru saja lepas lukanya masih terbuka masih rentan infeksi ditutup dengan koin yang tidak steril. Karena dalam koin ini ada kuman ataupun bakteri yang tidak terlihat mata yang bisa masuk lewat luka yang ada diarea pusar bayi. Tekanan dari koin yang ditutup ini dengan plester ini akan membuat bayi menjadi tidak nyaman bahkan bisa memperparah kondisi hernia umbilikalis atau bodong pada bayi,” jelasnya.

3. Bayi Dibedong Secara Kencang Supaya Kakinya Lurus Merupakan Mitos

Karena membedong bayi terlalu kencang beresiko mengganggu perkembangan fisik bayi. Posisi alami bayi yang baru lahir kakinya membentuk kaki katak jadi bengkok yakni meringkuk sehingga kaki tangan tidak lurus semua. Ini merupakan posisi alami menyesuaikan saat bayi masih dalam kandungan.

Screenshot 2025 01 23 094504

“Saat usia 2 atau 3 bulan akan lurus secara alami seiring dengan tumbuh kembang saat bisa bolak balik badan. Sehingga membedong bayi secara kencang dan membuat kakinya lurus tidak disarankan lagi sebaiknya tidak dilakukan karena akan beresiko dislokasi pinggul pada bayi. Misalnya pun dibedong, fungsinya untuk menghangatkan tidak perlu terlalu kencang, kakinya bisa bergerak dan menekuk tidak perlu diikat kencang”ujarnya lagi.

4. Pemberian Kopi saat Bayi Kejang Merupakan Mitos

Dikatakan Desi, pemberian kopi atau minuman berkafein pada bayi saat kejang sendiri sangat membahayakan dan merupakan sebuah mitos.

Sebenarnya kejang sendiri penyebabnya banyak ada banyak faktor terjadinya kejang seperti demam tinggi, infeksi, masalah saraf.

Mengatasi kejang pada bayi ini memerlukan penanganan medis yang tepat bukan pemberian kafein seperti kopi. Selain itu, kafein pada kopi sangat berbahaya karena memiliki efek yang kuat pada sistem saraf.

Screenshot 2025 01 23 094914

“Misalnya saja orang dewasa yang mengkonsumsi kopi jadi betah bergadang juga berefek sama apabila diberikan kepada bayi yang akan menggangu jadwal tidur. Kafein pada kopi juga menyebabkan keracunan karena pencernaannya belum mampu mengolah kafein. Apabila kejang, pantau kejangnya seperti apa untuk melihat kondisi yang akan ditunjukan kepada dokter atau bidan sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan pengobatan selanjutnya,”tuturnya.

Bidan Desiana Trisni
Bidan Desiana Trisni

Diakhir wawancaranya, Bidan Desiana Trisni menutupnya dengan berpesan setiap budaya dan generasi memiliki cara dan pandangan yang berbeda dalam melakukan perawatan bayi.

Tetapi semua itu berasal dari niat yang baik. Untuk itu, perlu membuka wawasan dalam melihat mitos dan fakta yang ada untuk memastikan apa yang terbaik untuk bayi atau anak. Dalam merawat bayi tepat tidak harus bertentangan dengan tradisi.

Sehingga perlu memilih aman dan bermanfaat yang bersifat alami seperti produk baru yang dimiliki Doodle Exclusive Baby Care yakni Doodle Minyak Kayu Putih plus Bawang Merah. Memberikan sentuhan alami dalam sentuhan yang modern sehingga bisa memberikan bayi ataupun anak dengan pilihan produk yang aman.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Nadia Lisa Rahman
Editor
Nadia Lisa Rahman
Reporter