Cerita Emak Mardiah, Warga Ciputat yang Mengeluh TV Tabungnya “Nggak Nyala” Lagi

waktu baca 2 menit
TV analog migrasi ke digital. (Z Creators/Is Ariyanto)

Mardiah(60), warga Serua Indah, Ciputat, Kota Tangerang Selatan mengeluh lantaran tidak bisa menonton televisi (tv) lagi setelah tv tabung miliknya tidak berfungsi.

Karenakan siaran tv analog yang sudah dimatikan secara resmi oleh pemerintah sejak 2 November 2022 lalu. Dan peralihan dari siaran analog ke digital perlu dilengkapi set top box (STB).

“Tahu-tahu pas disetel gak nyala, kirain tv saya rusak, gak taunya katanya engga punya apa itu (STB) gak nyala,” sebut Mardiah pada Selasa, 8 November 2022.

Dia mengaku baru mengetahui informasi seluruh siaran analog dimatikan serentak dari para tetangga.

Ketika mengobrol bersama emak-emak lainnya, Mardiah mengeluhkan TV-nya yang sudah tidak menyala (tidak berfungsi).

Kemudian dijelaskan oleh tetangganya tersebut harus dibeli STB supaya menyala.

“Lagi nongkrong sama emak-emak pada bilang ada yang beli, ada yang dapet dari kelurahan, banyakan sih yang dapet,” ucap Mardiah.

TV di rumah Mardiah hanya ada satu unit. Karena sudah tidak bisa menyala, kini mereka sekeluarga sudah tak lagi bisa menonton.

Hingga hari ini, tv itu pun dimuseumkan dan tidak pernah dinyalakan lagi.

Bukannya karena tidak mau membeli, Mardiah mengaku lebih mengutamakan kepentingan perut dibandingkan untuk membeli STB.

“Ya kalau punya duit pengen beli, harganya paling murah 250 ribu paling bagus 500 ribu,” jelas Mardiah.

“Saya dari mana duit 500 mending buat beli beras, buat makan, apalagi zaman pandemi gini. Istirahat dulu nonton TV,” imbuhnya.

Walaupun begitu, Mardiah merasa kasihan dengan cucunya yang tidak bisa untuk menonton acara Upin dan Ipin kesukaannya.

Untuk menyiasati itu, Mardiah pun terpaksa membiarkan cucunya menonton lebih lama melalui YouTube di handphone meski penggunaan pulsa jadi lebih boros.

“Cucu pada marah, akhirnya nonton di hp aja. YouTube malah boros di pulsa aturan sebulan 60 ribu jadi lebih sekarang,” keluhnya.

Mardiah menilai, kebijakan pemerintah untuk menghentikan siaran analog justru membuat rakyat kecil semakin menderita.

Di tengah perekonomian yang sedang sulit saat pandemi Covid-19, rakyat juga kini tak memiliki hiburan lagi di rumah.

Mardiah hanya bisa berharap agar suatu saat nanti keluarganya memiliki rezeki berlebih.

Dengan begitu, keluarganya bisa kembali menonton TV yang satu-satunya menjadi hiburan sekeluarga di saat waktu luang.

“Abis gimana kita gak kebagian dari kelurahan, kalau dapat rezeki lebihan baru bisa beli. Nganggur aja dulu TV-nya, modyar, mampus tv-nya,” tutup Mardiah sembari tersenyum tipis. (RMZ/ASN)