Infotangerang.id- Harga tiket pesawat naik tahun depan. Hal ini menyesuaikan kenaikan Tarif PPN 12 Persen yang mulai berlaku per 1 Januari 2025.
Diketahui, kenaikan tarif PPN jadi 12 persen hanya akan berdampak pada tiket pesawat domestik.
Kenaikan Harga Tiket Pesawat Menyesuaikan Tarif PPN
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, menyebut PPN merupakan salah satu komponen penambah harga tiket pesawat, di luar tarif yang sudah ditetapkan maskapai.
“Maskapai penerbangan tentunya akan menyesuaikan harga tiket pesawat bila memang ada kenaikan PPN. Siap-siap ada PPN naik jadi 12 persen sudah pasti bikin naik harga tiket pesawat,” ujar Irfan.
Lebih rinci, ia membeberkan komponen penentu harga tiket pesawat terdiri dari tarif jarak, harga avtur, Iuran Wajib Jasa Raharja (IWJR) sebagai asuransi kecelakaan penumpang, dan biaya tambahan (surcharge).
Terlebih, maskapai penerbangan juga membebankan biaya layanan bandara (PSC/airport tax) ke penumpang pesawat.
PSC ini dibayarkan maskapai ke BUMN Angkasa Pura sebagai pengelola bandara. Dengan kenaikan PPN dari awalnya 10 persen, lalu naik jadi 11 persen, dan kembali naik jadi 12 persen, tentu akan memaksa maskapai menaikkan harga tiket pesawat.
Kenaikan Tarif PPN Hanya Berdampak pada Tiket Pesawat Domestik
Kenaikan tarif PPN jadi 12 persen hanya akan berdampak pada tiket pesawat domestik dan tidak mempengaruhi tiket pesawat untuk rute luar negeri.
Sebab, rute internasional tidak dikenai pajak baik PPN maupun pajak pembelian avtur.
“Avtur yang kita beli untuk penerbangan domestik itu kena pajak. Avtur kita terbang ke Singapura, nggak kena pajak. Tiket kita jual ke Balikpapan, kena pajak. Kita jual ke Shanghai, nggak kena pajak,” terangnya
Irfan mengklaim Garuda Indonesia belum pernah menaikkan harga tiket pesawat di luar ketentuan Tarif Batas Atas (TBA) yang berlaku.
Ia mengakui maskapai harga tiket yang dijual memang mengambil titik maksimal dari TBA. Ini dilakukan demi mengejar keuntungan yang semakin tipis imbas berbagai faktor.
“Jual tiket itu margin-nya single digit, oleh sebab itu ketika permintaan-permintaan harga tiket terus menerus turun buat kita nggak ada pilihan lain kecuali bertahan, dan memang nggak ada pilihan lain,” ujarnya.