INFOTANGERANG.ID- Israel kembali melakukan serang udara terhadap wilayah di Jalur perbatasan, Gaza, pada Selasa, 18 Maret 2025 waktu setempat.

Bombardir terbaru Israel ini disebut sebagai serangan yang paling mematikan sejak gencatan senjata Gaza diberlakukan 19 Januari lalu.

Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Basal mengatakan, lebih dari 220 martir telah dipindahkan ke rumah-rumah sakit di Jalur Gaza.

Kebanyakan korban agresi adalah anak-anak, wanita, dan orang lanjut usia.

Basal juga mengatakan bahwa agresi militer terbaru Israel masih berlangsung di Jalur Gaza dan berdampak pada sekolah-sekolah serta kamp-kamp yang menampung para pengungsi Palestina.

Israel Kembali Serang Gaza di Tengah Gencatan Senjata

Melansir dari detik.com, rentetan serangan Israel ini melanda sejumlah lokasi di wilayaha Jalur Gaza, termasuk Gaza bagian utara, Gaza City, Deir al-Balah, Khan Younis, dan Rafah di selatan wilayah tersebut.

Serangan ini juga disebut jauh lebih luas skalanya dibandingkan dengan rentetan serangan drone yang rutin dilancarkan militer Israel.

Serangan kali ini bahkan diklaim menargetkan individu atau kelompok kecil yang dicurigai sebagai ekstremis di Jalur Gaza, menyusul kegagalan upaya perpanjangan gencatan senjata Gaza yang telah disepakati pada 19 Januari lalu.

Perdana Menteri Israel (PM) Benjamin Netanyahu menyebutkan bahwa serangan terbaru ini diperintahkan setelah Hamas berulang kali menolak untuk membebaskan sandera.

Serangan tersebut juga mendapatkan persetujuan dari Amerika Serikat ketika Netanyahu menerima usulan dari Utusan Presiden Amerika Serikat (AS) Steve Witkoff dan dari para mediator.

Gedung Putih mengungkapkan, pemerintah Israel telah berkonsultasi dengan pemeirntahan Presiden Donald Trump pada Senin, 17 Maret 2025 waktu setempat.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt dalam program “Hannity” di Fox News mengatakan bahwa seperti yang telah dijelaskan Presiden Trump, Hamas, Houthi, Iran, dan semua pihak yang berusaha meneror tidak hanya Israel, tetapi juga Amerika Serikat, akan menghadapi konsekuensi—kekacauan akan terjadi.

Sebelumnya, Trump telah mengeluarkan peringatan serupa secara terbuka, menegaskan bahwa Hamas harus membebaskan seluruh sandera di Gaza atau “kekacauan akan terjadi.”

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada AFP bahwa operasi tersebut akan terus berlangsung selama diperlukan dan akan diperluas melampaui serangan udara.

Dalam sebuah unggahan di Telegram pada Selasa dini hari waktu setempat, militer Israel menyatakan bahwa mereka sedang melakukan serangan besar-besaran terhadap target yang diklaim sebagai milik kelompok Hamas di Jalur Gaza.

Menanggapi serangan udara terbaru Israel, Hamas menuduh Perdana Menteri Netanyahu telah membatalkan perjanjian gencatan senjata, yang membuat nasib 59 sandera yang masih ditahan di wilayah Palestina tersebut menjadi tidak pasti.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Iis Suryani
Editor
Iis Suryani
Reporter