INFOTANGERANG.ID- Belakangan ini, banyak orang bertanya-tanya, kenapa udara terasa lebih dingin, terutama di malam hingga pagi hari?

Sebagian orang mengira cuaca dingin belakangan ini disebabkan oleh fenomena aphelion, yaitu saat posisi Bumi berada paling jauh dari Matahari dalam orbit tahunannya.

Tapi ternyata, BMKG menegaskan bahwa cuaca dingin yang kita rasakan bukan karena aphelion.

Lalu, apa penyebab sebenarnya suhu lebih dingin di bulan Juli ini? Berikut informasi lengkapnya di bawah ini.

Penyebab Cuaca Dingin di Indonesia pada Musim Kemarau 2025

Menurut keterangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu yang terasa lebih dingin saat ini adalah hal yang wajar dan umum terjadi setiap tahunnya, khususnya pada periode musim kemarau antara Juli hingga September.

Berikut ini adalah faktor utama penyebab cuaca dingin yang sedang dirasakan di banyak wilayah Indonesia:

1. Masuknya Musim Kemarau dan Angin Monsun Australia

Udara dingin ini muncul karena angin timuran dari monsun Australia mulai menguasai wilayah selatan Indonesia seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Angin ini dikenal membawa udara yang kering dan dingin dari Benua Australia, sehingga wilayah yang dilaluinya cenderung menjadi lebih dingin.

2. Langit Cerah, Suhu Malam Turun Drastis

Langit yang cenderung cerah pada musim kemarau membuat panas dari permukaan bumi lebih cepat terlepas ke atmosfer saat malam hari.

Akibatnya, udara jadi terasa lebih dingin, terutama menjelang pagi ketika panas dari siang hari sudah hilang.

3. Hujan Lokal Membawa Massa Udara Dingin

Meskipun kemarau, beberapa wilayah masih mengalami hujan ringan.

Menurut BMKG, hujan ini membawa massa udara dingin dari awan ke permukaan, sekaligus menghalangi masuknya sinar matahari yang seharusnya menghangatkan udara.

Meskipun saat ini cuaca dingin sering terjadi, namun bukan berarti pertanda musim hujan akan segera tiba.

Justru, musim kemarau tahun ini datang lebih lambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kepala BMKG mengungkapkan bahwa hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30% wilayah Indonesia yang benar-benar masuk musim kemarau.

“Biasanya, pada waktu yang sama, sudah sekitar 64% wilayah Indonesia yang mengalami kemarau,” jelasnya dalam konferensi pers resmi BMKG pada 7 Juli 2025.

Hal ini karena, lemahnya monsun Australia, dan suhu muka laut yang lebih hangat di selatan Indonesia.

Kondisi ini menyebabkan udara lebih lembap dan memicu terbentuknya awan hujan, bahkan di periode yang seharusnya kering.

Tak heran bila banyak wilayah masih dilanda hujan lokal di tengah musim kemarau.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Iis Suryani
Editor
Iis Suryani
Reporter