Infotangerang.id- Balon-balon berisi sampah pakaian bekas dan parasit berisi kotoran manusia dari Pyongyang, Korea Utara (Korut), kembali terdeteksi memasuki wilayah Korea Selatan (Korsel).
Dilansir Reuters pada Selasa, Korut telah menerbangkan ratusan balon berisi sampah sejak akhir Mei lalu dan mendarat di wilayah Korsel. Sehingga Korsel mengerahkan unit peledak militer, juga tim perang kimia dan biologi, untuk memeriksa balon tersebut.
Militer Korsel melaporkan bahwa Senin, 24 Juni 2024 tengah malam, Korut telah mengirimkan kembali balon-balo berisi sampah dan Pekan lalu, Pyongyang memperingatkan akan mengirimkan lebih banyak balon sampah.
Balasan Kampanye Propaganda para pembelot Korut dan para aktivis di Korsel
Dikutip The Straits Times pada Senin 24 Juni 2024, Kementerian Unifikasi Korsel, dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa balon berisi sampah dari Korut itu memuat pakaian bekas bergambar karakter kartun Mickey Mouse, Winnie the Pooh, dan Hello Kitty, serta kaos kaki, sarung tangan dan pakaian anak yang ditambal di banyak bagian.
Pakaian-pakaian itu tampaknya merupakan sobekan dari pakaian yang pernah disumbangkan dari Korsel ke Korut, yang kondisinya sudah dirobek-robek dan dipotong menjadi banyak bagian.
Selain pakaian usang, terdapat juga masker dengan kain yang dijahit tangan dan dua lapis kemeja yang dijahit menjadi satu di antara muatan balon-balon itu.
Kementerian Unifikasi Korsel juga menyebut bahwa tanah yang mengandung bekas kotoran manusia dan parasit hingga sampah umum yang dikumpulkan dengan tergesa-gesa.
Parasit dan DNA manusia ditemukan pada tanah yang menempel pada beberapa kantong plastik jug ditemukan pada balon-balon tersebut. Hal ini dinilai menunjukkan bahwa kantong plastik itu mengandung pupuk yang menggunakan kotoran manusia.
Pyongyang telah mengatakan bahwa balon-balon berisi sampah itu merupakan pembalasan atas kampanye propaganda para pembelot Korut dan para aktivis di Korsel, yang secara rutin mengirimkan balon-balon yang membawa makanan, obat-obatan, uang dan selebaran yang mengkritik pemimpin Korut.
“Kami membiarkan warga Korea Selatan merasakan betapa kotornya negara tersebut dan betapa besar upaya bersama yang diperlukan untuk membersihkan sampah yang berserakan,” ujar Wakil Menteri Pertahanan Korut, Kim Kang Il.
Perang propaganda seperti ini sudah dilakukan sejak 1950-an selama Perang Korea. Korut amat menghindari propaganda ini karena tak ingin tentara dan masyarakatnya terpengaruh hingga mengubah pandangan mereka mengenai sistem negara terisolasi itu.
Korut yang mengalami kekurangan pangan kronis, bergantung pada Korsel untuk pengiriman pupuk kimia dalam jumlah besar hingga bantuan tersebut dihentikan pada tahun 2007 ketika Pyongyang mempercepat pengembangan senjata.
Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife