Infotangerang.id– Belakangan ini ramai venomena bocah cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Fenomena ini kemudian memunculkan banyak sekali spekulasi di kalangan netizen mengenai penyebab anak-anak tersebut melakukan cuci darah.

Beberapa netizen bahkan mengatakan, bahwa hal tersebut dikarenakan para bocah mengalami penyakit seperti gagal dinjal.

Tetapi, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, menegaskan bahwa tidak ada laporan mengenai peningkatan kasus gagal ginjal pada anak.

Namun sebenarnya apa itu cuci darah? Mengapa banyak anak melakukan cuci darah? Berikut penjelasannya.

Cuci Darah Adalah?

Cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur perawatan yang menyaring limbah dan cairan dari darah, mirip dengan fungsi ginjal.

Karena itu, hemodialisis sering dianggap sebagai pengganti ginjal yang rusak.

Selain menyaring dan mengeluarkan racun dari tubuh, hemodialisis juga membantu menyeimbangkan mineral penting seperti kalsium, kalium, dan natrium serta mengontrol tekanan darah.

Prosedur ini diperlukan bagi pasien yang menderita penyakit jantung kronis atau gagal ginjal.

Tujuan Cuci Darah

Cuci darah merupakan prosedur untuk mencegah penumpukan racun dalam tubuh akibat kerusakan ginjal.

Cuci darah atau emodialisis direkomendasikan untuk pasien dengan gagal ginjal kronis atau ketika fungsi ginjal menurun hingga 15 persen.

Gejala seperti sesak napas, kelelahan, mual, dan muntah bisa menjadi indikasi bahwa fungsi ginjal telah menurun.

Tujuan dari hemodialisis adalah untuk membantu ginjal menjalankan fungsinya dalam tubuh.

Jika pasien gagal ginjal tidak menjalani transplantasi, prosedur ini perlu dilakukan secara rutin.

Namun, Anda dapat mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut dengan melakukan skrining fungsi ginjal sebelum terlambat.

Bagaimana Melakukan Cuci darah?

Untuk menjalani perawatan cuci darah, digunakan mesin khusus yang berfungsi menggantikan ginjal yang rusak agar tubuh dapat menyaring darah.

Mesin ini bertindak sebagai ginjal buatan, menghilangkan zat-zat kotor, garam, dan kelebihan cairan dari darah pasien.

Prosesnya dimulai dengan petugas medis memasukkan jarum ke dalam pembuluh darah pasien untuk menghubungkan aliran darah ke mesin pencuci darah.

Darah kotor kemudian disaring oleh mesin tersebut, dan setelah proses penyaringan selesai, darah bersih dikembalikan ke tubuh pasien.

Cuci darah dengan metode ini biasanya memerlukan waktu sekitar empat jam per sesi.

Pasien umumnya perlu menjalani setidaknya tiga sesi per minggu, dan prosedur ini hanya dapat dilakukan di klinik cuci darah atau rumah sakit.

Penyebab Anak-anak Cuci Darah

cuci darah pada anak 1
cuci darah pada anak

Cuci darah biasany dikaitkan dengan orang dewasa yang mengalami gagal ginjal.

Namun, belakangan ini, semakin banyak kasus anak-anak yang memerlukan cuci darah.

Fenomena ini tentu harus menjadi perhatian besar bagi orang tua, tenaga medis, dan masyarakat umum.

Lalu apa saja penyebab anak-anak harus melakukan prosedur cuci darah?

1. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh anak menyerang sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.

Kekurangan insulin menyebabkan kadar gula darah menjadi sangat tinggi, yang dapat merusak ginjal dan akhirnya menyebabkan gagal ginjal.

2. Glomerulonefritis

Glomerulonefritis adalah kondisi di mana glomeruli, unit penyaring kecil di ginjal, mengalami peradangan.
Penyebabnya bisa bervariasi, termasuk infeksi atau penyakit autoimun.

Jika glomerulonefritis bersifat kronis, dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang signifikan dan memerlukan cuci darah.

3. Sindrom Nefrotik

Sindrom nefrotik terjadi ketika ginjal mengeluarkan terlalu banyak protein ke dalam urine.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal dan pada akhirnya bisa mengakibatkan gagal ginjal.

4. Infeksi Ginjal Kronis

Infeksi ginjal yang berulang atau kronis dapat merusak jaringan ginjal dan mengurangi fungsinya seiring waktu.
Jika infeksi ini tidak ditangani dengan baik, dapat mengarah pada kebutuhan cuci darah.

5. Kelahiran Prematur

Bayi yang lahir prematur mungkin memiliki ginjal yang belum sepenuhnya berkembang, yang dapat menyebabkan masalah ginjal di kemudian hari dan meningkatkan risiko gagal ginjal.

Sehingga anak yang lahir dalam keadaan prematur perlu melakukan prosedur cuci darah.

6. Obesitas

Anak-anak yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk menghadapi masalah kesehatan kronis seperti hipertensi dan diabetes tipe 2, yang dapat merusak ginjal dan memerlukan cuci darah.

7. Konsumsi Gula Berlebihan

Konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2 pada anak-anak, keduanya berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal.

8. Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, meskipun jarang terjadi pada anak-anak, dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan ginjal seiring waktu jika tidak dikelola dengan baik.

9. Cacat Lahir pada Ginjal

Beberapa anak lahir dengan cacat pada ginjal atau saluran kemih yang dapat memengaruhi fungsi ginjal dan akhirnya memerlukan cuci darah.

10. Gangguan Metabolik

Gangguan metabolik seperti penyakit Fabry atau sindrom Alport dapat merusak ginjal dan menyebabkan gagal ginjal pada anak-anak.

11. Polycystic Kidney Disease (PKD)

PKD adalah kondisi genetik di mana kista terbentuk di ginjal, mengganggu fungsinya, dan sering menyebabkan gagal ginjal.

12. Obstruksi Saluran Kemih

Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan balik pada ginjal, merusak jaringan ginjal, dan mengurangi fungsinya seiring waktu.

Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow