INFOTANGERANG.ID- Gaya hidup tidak sehat dan postur tubuh yang buruk menjadi salah satu penyebab saraf kejepit yang mulai menyerang remaja.
dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine, Spesialis Orthopedi Tulang Belakang Eka Hospital BSD menjelaskan bahwa tren ini harus menjadi perhatian serius orang tua.
“Kasus dan penyebab saraf kejepit pada anak muda, termasuk remaja, terus meningkat seiring dengan kebiasaan duduk lama, obesitas, dan aktivitas fisik yang tidak seimbang,” jelas dr. Asrafi.
Apa Penyebab Saraf Kejepit?
Penyebab saraf kejepit atau pinched nerve terjadi ketika jaringan di sekitarnya, seperti otot, ligamen, atau diskus tulang belakang menekan saraf secara tidak normal.
Tekanan ini dapat menimbulkan rasa sakit, kesemutan, atau bahkan mati rasa.
Kondisi ini paling sering muncul di area leher, punggung bawah (lumbar), dan pergelangan tangan.
Penyebab Saraf Kejepit pada Remaja
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko saraf kejepit pada remaja antara lain:
- Duduk terlalu lama, terutama saat belajar atau bermain gadget
- Postur tubuh yang buruk
- Obesitas
- Cedera akibat olahraga berlebihan
- Penggunaan gawai dalam posisi salah
- Riwayat keluarga dengan keluhan serupa
- Trauma atau kecelakaan fisik ringan hingga berat
Menurut data dalam Jurnal Frontiers in Surgery, peningkatan kasus saraf kejepit pada usia di bawah 21 tahun naik hingga 6,8 persen. Hal ini menandakan perlunya penanganan sejak dini.
Gejala Saraf Kejepit yang Harus Diwaspadai
Beberapa tanda umum saraf kejepit yang sering muncul pada remaja antara lain:
- Kesemutan atau rasa terbakar
- Nyeri tajam seperti tersetrum
- Mati rasa di area tubuh tertentu
- Lemahnya otot atau anggota gerak
- Nyeri menjalar ke kaki atau tangan
Jika gejala ini dibiarkan tanpa pengobatan, risiko komplikasi jangka panjang bisa muncul, seperti kelumpuhan, gangguan buang air kecil, atau hilangnya fungsi saraf di area genital.
Cara Menangani Saraf Kejepit pada Remaja
Untuk kasus ringan, terapi konservatif seperti fisioterapi, peregangan otot, olahraga ringan, dan istirahat cukup sudah cukup membantu. Namun untuk kasus berat, dokter bisa merekomendasikan tindakan operasi.
Salah satu metode unggulan saat ini adalah operasi BESS (Biportal Endoscopic Spine Surgery).
Metode BESS merupakan operasi tulang belakang dengan teknologi ultra-minimal invasif. Teknik ini menggunakan dua sayatan kecil (±0,5–0,8 cm) sehingga memberikan akses lebih leluasa bagi dokter dan meminimalisir kerusakan jaringan.
Keunggulan metode BESS:
- Luka sayatan sangat kecil
- Minim rasa nyeri pasca-operasi
- Risiko infeksi rendah
- Pemulihan lebih cepat
- Aktivitas bisa kembali lebih awal
- Cocok untuk usia remaja yang masih dalam masa pertumbuhan
“Karena prosesnya minim luka dan cepat pulih, metode ini sangat ideal untuk anak muda yang aktif,” tambah dr. Asrafi.
Jika anak Anda mengalami nyeri punggung bawah yang tak kunjung membaik meski sudah istirahat, atau muncul gejala mati rasa dan kelemahan otot, segera periksakan ke dokter spesialis ortopedi tulang belakang.
dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine siap memberikan pemeriksaan menyeluruh dan opsi perawatan terbaik di Eka Hospital BSD.
Saraf kejepit bukan lagi penyakit orang tua. Remaja pun bisa mengalaminya, terutama karena gaya hidup modern yang serba duduk dan minim aktivitas fisik. Untungnya, teknologi medis kini sudah sangat maju dengan adanya metode BESS yang aman dan efektif untuk remaja.
