Infotangerang.id– Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi menghadiri acara puncak peringatan Hari Kebaya Nasional 2024, yang diadakan untuk pertama kalinya setelah ditetapkan sebagai hari nasional pada tahun 2023.

Mereka tiba di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu 24 Juli 2024 sekitar pukul 09.40 WIB.

Tampak Jokowi mengenakan batik cokelat, sementara Iriana mengenakan kebaya biru dan rias sanggul.

Tidak ada sambutan dari keduanya, mereka datang hanya menyaksikan acara tersebut.

Acara ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan setelah ditetapkan tahun lalu berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19 Tahun 2023.

Puncak peringatan Hari Kebaya Nasional ini diorganisir oleh Kongres Wanita Indonesia atau Kowani.

Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, menyatakan bahwa tema Hari Kebaya Nasional kali ini adalah ‘Lestarikan Budaya dengan Bangga Berkebaya’.

Acara ini diharapkan dapat menghidupkan kembali semangat perjuangan perempuan Indonesia.

Rubianto juga menjelaskan bahwa dengan Peringatan Hari Kebaya Nasional, perempuan bisa menjadi agen ekonomi dan Budaya

Selain itu, dengan diadakannya peringatan Hari Kebaya Nasional yang melibatkan perempuan dari seluruh Indonesia, Kowani berharap dapat menghidupkan kembali nilai historis perjuangan perempuan Indonesia dan makna filosofis kebaya.

“Kebaya bukan hanya pakaian wanita, tetapi juga warisan budaya tak benda yang mencerminkan kesederhanaan, keanggunan, kelembutan, dan keteguhan perempuan Indonesia,” ujar Rubianto.

Rubianto juga menambahkan, bahwa pada era globalisasi ini, nilai-nilai kebangsaan semakin tergerus.

Oleh karena itu, Kowani, sebagai ibu bangsa, mendapatkan amanat dari para pendiri sejak 1935 untuk mempersiapkan dan mendidik generasi penerus yang unggul, berkualitas, berjiwa nasionalis, dan mencintai Tanah Air

“Kowani memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan dan melestarikan simbol identitas bangsa, termasuk eksistensi kebaya, melalui penyelenggaraan Peringatan Hari Kebaya Nasional,” tambahnya.

Tujuan Diselenggarakannya Hari Kebaya Nasional

Rubianto menjelaskan maksud dan tujuan Peringatan Hari Kebaya Nasional ke-1 tahun 2024 sebagai berikut:

1. Mengenalkan dan mengangkat kembali kebaya sebagai bagian dari sejarah perjuangan perempuan Indonesia.
2. Meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap identitas bangsa dan Tanah Air.
3. Melestarikan warisan budaya dengan menjadikan kebaya sebagai wadah kreativitas, sambil mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya, serta memanfaatkannya untuk memajukan ekonomi bangsa.
4. Menjadikan kebaya sebagai busana wanita yang cocok untuk berbagai acara.

Ibu Iriana Jokowi Terima Penghargaan Ibu Bangsa

Ibu Negara Iriana Joko Widodo menerima penghargaan Ibu Bangsa dari Kowani di puncak acara Hari Kebaya Nasional.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo.

Penghargaan tersebut diberikan kepada Iriana sebagai apresiasi atas kontribusinya dalam kampanye mendukung pemberdayaan perempuan dan peningkatan kualitas hidup perempuan Indonesia.

Setelah menerima penghargaan, Ibu Iriana berfoto bersama Presiden Jokowi.

Acara yang berlangsung dengan meriah ini menjadi momen penting dalam upaya pelestarian budaya berkebaya di Indonesia.

Mengusung tema “Lestarikan Budaya dengan Bangga Berkebaya,” acara tersebut dihadiri oleh sekitar sembilan ribu perempuan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Ketua Panitia Puncak Peringatan Hari Kebaya Nasional, Tantri Diah Kirana Dewi, menyatakan bahwa acara ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak perempuan untuk mengenakan kebaya.

Tantri juga menekankan pelaksanaan hari khusus berkebaya, yaitu “Selasa Berkebaya,” yang diharapkan dapat diterapkan oleh perempuan di seluruh Indonesia.

Sebelumnya, Kowani telah menetapkan ‘Selasa Berkebaya’, selain ‘Rabu Batik.’ Selasa Berkebaya telah digariskan sebagai hari khusus berkebaya di Kowani.

“Kami berencana untuk menyebarluaskan informasi ini ke seluruh negeri, agar setiap Selasa ibu-ibu bisa mengenakan kebaya,” kata Tantri.

Tantri juga menjelaskan berbagai jenis kebaya yang akan diajukan untuk nominasi UNESCO bersama empat negara ASEAN lainnya.

Kebaya tersebut adalah kebaya labuh dari Sumatera, kebaya kutubaru dari Jawa, kebaya noni dari Sulawesi Utara, kebaya nona dari wilayah Timur Maluku dan Papua, serta kebaya kerancang.

“Saat ini, kebaya kerancang, yang merupakan bagian dari peradaban China yang masuk ke Indonesia, mendominasi,” tambah Tantri.

Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow