INFOTANGERANG.ID– Pengadilan Seoul telah menolak permohonan keputusan hukum dari Min Hee jin untuk mengembalikan jabatannya sebagai CEO ADOR.
Keputusan tersebut diambil pada hari Selasa, 29 Oktober di tengah sengketa yang sedang berlangsung dengan HYBE.
Menurut Korea Times, Pengadilan Distrik Pusat Seoul menolak kasus ini karena klaim yang diajukan tidak memenuhi syarat untuk menjadi dasar hukum bagi keputusan pengadilan.
Setelah putusan pengadilan tersebut, Min Hee Jin memberikan tanggapan melalui tim hukumnya.
Melansir dari laman Allkpop, mereka menjelaskan bahwa keputusan ini tidak menunjukkan bahwa pengadilan mengakui argumen HYBE.
Perwakilan hukumnya juga menyatakan bahwa Min Hee Jin masih memiliki dasar yang kuat untuk terus menjabat sebagai CEO ADOR berkat kesepakatan di antara para pemegang saham yang memastikan masa jabatannya hingga 1 November 2026.
“Perjanjian pemegang saham tetap berlaku dan menjamin masa jabatannya sebagai CEO hingga 1 November 2026,” ujarnya.
Min Hee Jin Ingin Kembali Menjadi CEO
Sebelumnya dewan direksi ADOR kembali memilih Min Hee Jin sebagai direktur internal dewan direksi perusahaan dan bukan menjadi CEO selama tiga tahun lagi pada Oktober 2024.
Meskipun demikian, Min Hee Jin terus berjuang untuk kembali sebagai CEO dengan berbagai alasan.
Mereka mengklaim bahwa HYBE atau ADOR telah melanggar perjanjian dengan pemegang saham yang sebelumnya menjanjikan Min Hee Jin sebagai CEO selama lima tahun.
“(Kami) secara aktif meninjau pelaksanaan hak-hak Min Hee Jin,” kata perwakilan hukumnya, menegaskan tekad yang kuat untuk mempertahankan posisinya.
Dari Kasus Min Hee Jin Hingga Permasalahan Internal HYBE
Selain perseteruan antara Min Hee Jin dengan HYBE, yang kemudian membuat Hanni NewJeans bersaksi di Majelis Nasional, HYBE juga kembali menjadi sorotan permasalahan internal perusahaan.
Baru-baru ini dokumen internal manajemen perusahaan bocor ke internet, yang membuat perusahan K-Pop terbesar di Korea Selatan saat ini menuai hujatan publik.
Dokumen ini merupakan bagian dari ‘laporan industri musik’ mingguan yang diselenggarakan oleh perusahaan.
Kegiatan rutin HYBE ini terungkap dalam audit yang dilakukan oleh Komite Budaya, Olahraga, dan Pariwisata di Majelis Nasional pada 24 Oktober lalu.
Seharusnya dokumen ini bersifat rahasia, namun ternyata bocor.
Terdapat total 18 ribu halaman dari ‘laporan industri musik’ ini yang beredar di kalangan karyawan HYBE dan pemangku kepentingan.
Beberapa halaman telah bocor ke internet, meskipun banyak bagian yang dihapus.
Isi dokumen ini cukup mengejutkan bagi para penggemar.
Dalam kajian rutin HYBE, ‘laporan industri musik’ mencakup analisis pasar, respons publik terhadap artis K-Pop dari manajemen lain (SM, YG, JTP, serta agensi non-big 3), hingga komentar tentang penampilan dan bakat beberapa idola K-Pop.
Lebih lanjut, terdapat juga bagian dalam laporan yang merangkum rumor yang beredar serta diskusi tentang strategi pemasaran viral untuk mengalahkan para pesaing mereka.
Masalahnya adalah komentar yang ditulis oleh staf yang menyusun laporan mingguan tersebut.
Beberapa komentar bernada negatif dan merendahkan, terutama terkait bakat dan penampilan artis.
Reaksi keras muncul dari penggemar dan publik.
Di media sosial X, banyak hujatan yang dilayangkan kepada HYBE, dan berbagai meme yang menjatuhkan reputasi perusahaan pun beredar.
Hal ini semakin memicu kemarahan setelah diketahui bahwa dokumen ‘laporan industri musik’ itu juga diketahui oleh Bang Si Hyuk, CEO perusahaan.