INFOTANGERANG.ID – Sosok Agam Rinjani pemandu Gunung Rinjani menjadi sorotan warga Brasil setelah berhasil mengevakuasi pendaki bernama Juliana Marins yang tewas saat melakukan pendakian.

Berdasarkan unggahan di akun Instagram pribadinya, Agam Rinjani menginap di pinggir tebing bersama jenazah Juliana.

Ia bersama kedua rekannya terpaksa melakukan flying camp di tebing karena hari sudah gelap.

Uji coba evakuasi jenazah Juliana Marins menggunakan helikopter juga tak memungkinkan karena kabut yang tebal.

Berdasarkan keterangan dari Instagram Story-nya, Agam bersama dua rekannya menginap di pinggir tebing vertikal yang cukup curam 590 meter bersama Juliana selama satu malam.

Agam Rinjani dan kedua rekannya hanya berjarak 3 meter dari jenazah Juliana Marins.

Dari video yang beredar di media sosial, terekam detik-detik ketika Agam melakukan evakuasi terhadap jenazah Juliana.

Terlihat seutas tali sangat panjang bersiap menarik tubuh Agam yang membawa jasad Juliana.

Agam dan rekannya berhasil mencapai puncak melewati tebing yang curam di antara kabut tebal.

Video itu pun viral hingga mendapatkan sorotan dari media di Brasil.

Sebagian besar dari warga Brasil mengapresiasi keberanian Agam yang rela mempertaruhkan nyawanya demi mengevakuasi jasad Juliana di tebing Gunung Rinjani.

Agam Rinjani juga mendapatkan ucapan terima kasih dari pihak keluarga Juliana melalui direct message (DM) Instagram.

“Atas nama keluarga Juliana Marins, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kami yang paling tulus dan mendalam atas semua kemurahan hati, keberanian, dan dukungan yang telah kalian tunjukkan dengan bergabung bersama tim penyelamat di Gunung Rinjani,” tulis keluarga Juliana.

Aksi heroik Agam semakin dipuji oleh warganet setelah diketahui bahwa sebelum melakukan evakuasi, Agam sedang berada di Jakarta.

Sontak hal ini menjadi sorotan warganet Indonesia karena pihak keluarga Juliana tetap berharap kemungkinan lain apabila Agam Rinjani bisa sampai di lokasi kejadian lebih awal.

“Meskipun hasilnya sudah berada di luar jangkauan kami, di dalam hati kami masih ada perasaan bahwa jika kalian bisa tiba lebih awal, mungkin jalan ceritanya bisa berbeda,” tulis salah satu anggota keluarga Juliana.

Profil Agam Rinjani

agam rinjani pemandu gunung rinjani

Berdasarkan informasi dari akun Instagram pribadi Agam Rinjani, ia adalah sosok guide di gunung dan pantai.

Ia juga mengelola bisnis travel bernama Etno Shop Adventure yang menyediakan open trip dan private trip bagi para wisatawan.

Berdasarkan dokumentasi yang ia bagikan di media sosialnya, Agam Rinjani sangat mendedikasikan hidupnya sebagai pencinta alam.

Hal itu pun membawanya pada sebuah penghargaan atas dedikasinya dalam pelaksanaan vertical rescue kecelakaan pendaki di lereng Gunung Rinjani pada 2024 lalu.

Keberanian Agam Rinjani mengevakuasi Juliana Marins tak terlepas dari pengalamannya sebagai pemandu perjalanan.

Berdasarkan pernyataannya di saluran YouTube Gakkum Kehutanan pada 16 Juli 2024, ia telah mengunjungi Gunung Rinjani sebanyak ratusan kali.

Agam Rinjani telah mengunjungi Gunung Rinjani sebanyak 574 kali, tapi yang mencapai puncak mencapai 352 kali.

Setidaknya, selama seminggu ia mendaki gunung tersebut sebanyak tiga kali dan terkadang sebulan empat kali.

Selain pengalaman baru ini, Agam Rinjani juga pernah melewati pengalaman mengesankan saat mengevakuasi pendaki asal Israel yang tewas setelah jatuh saat selfie.

Atas kejadian ini, Agam Rinjani mengimbau para pendaki bisa memperhatikan keamanan ketika memutuskan untuk mendaki Gunung Rinjani.

Debat Panas Netizen Brasil dan Indonesia Usai Juliana Marins Tewas di Gunung Rinjani

Akun Instagram Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) diserbu netizen Brasil dan Indonesia pasca Juliana Marins dilaporkan terjatuh ke jurang Gunung Rinjani.

Kedua netizen dari dua negara tersebut menyinggung soal penanganan yang lambat terhadap Juliana.

Tak sedikit juga netizen Brasil yang menyuarakan soal larangan berkunjung ke Indonesia karena bahaya kematian yang mengancam.

Komentar tersebut langsung diserang sejumlah netizen Indonesia yang menyebut bahwa kematian bisa terjadi di mana saja, termasuk di negara Brasil.

Pasalnya, sebelum adanya kasus ini banyak turis yang mendatangi Gunung Rinjani, tapi tak mengalami insiden apa-apa.

Di samping itu, netizen Indonesia juga menjelaskan bahwa insiden ini membuka luka sekaligus mata bahwa sistem tanggap darurat di Indonesia belum siap untuk kondisi ekstrem.

Namun pada akhirnya, beberapa netizen pun berupaya melerai karena pada kenyataannya insiden jatuhnya Juliana Marins bukan tentang menyalahkan satu-dua orang, tapi soal sistem yang kurang siap untuk menghadapi kondisi ekstrem di alam.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Dwi Oktaviani
Editor
Dwi Oktaviani
Reporter