Infotangerang.id– Riski Juniansyah ikut serta menyumbangkan emas di Olimpiade Paris 2024, setelah sebelumnya Veddriq Leonardo, atltet panjang tebing Indonesia, yang meraih medali emas pertama untuk Indonesia.
Lifter Riski Juniansyah berhasil menyumbangkan emas di cabang olahrag angkat besi di kelas 73 kg setelah ia berhasil mengangkat total angkatan 354 kg di Paris, Prancis, pada Jumat, 9 Agustus 2024 00.30 WIB.
Lalu seperti apa sosok Riski Juniansyah tersebut? Berikut penjelasannya.
Profil Riski Juniansyah
Rizki Juniansyah merupakan lifter muda Indonesia yang lahir di Kota Serang, Banten, pada 17 Juni 2003.
Ia dibesarkan dalam keluarga atlet, ayahnya, Mohamad Yasin, adalah mantan atlet angkat besi nasional yang meraih medali emas di SEA Games pada 1983-1993.
Ibunya, Yeni Rohaeni, juga seorang atlet angkat berat dari Provinsi Banten.
Selain itu, kedua kakaknya dan kakak iparnya juga aktif dalam olahraga angkat besi.
Pada usia 15 tahun, tepatnya tahun, 2018, Rizki Juniansyah telah memenangkan Kejuaraan Asian Youth Championship di kelas 67 kg.
Kejuaraan tersebut adalah debut internasional pertamanya dengan mengenakan lambang garuda di dada.
Setahun kemudian, Rizki kembali berkompetisi di ajang yang sama, kali ini di kelas 73 kg.
Sayangnya, ia belum berhasil meraih medali di kelas baru tersebut.
Kemudian pada tahun 2023, keikut sertaannya di SEA Games, membuat Riski mencatatkan rekor di SEA Games 2023 dengan total angkatan 347 kg.
Selain itu, di level junior, Rizki mencatatkan rekor snatch 157 kg di Asian Youth & Junior Championship 2022.
Pada kejuaraan yang gagal ia menangkan, IWF World Cup di kelas 73 kg, Rizki kembali mengikutinya.
Hasilnya, ia berhasil mencatatkan rekor senior di nomor 73 kg dengan total angkatan 365 kg pada IWF World Cup 2024, di Phuket, Thailand, pada Kamis, 4 April lalu.
Pada IWF World Cup 2024, Riski berhasil memecahkan rekor dunia karena mampu mencatatkan total angkatan 365 kg, dengan rincian, 164 kg angkatan snatch dan 201 kg pada clean & jerk.
Kemenangan Riski pada kompetisi tersebut jugalah yang mengantarkan Riski meraih tiket Olimpiade Paris 2024.
Kesempatan itu ternyata tidak ia sia-siakan.
Pada kali pertamanya ia ikut ajang kompetisi olaharaga empat tahunan tersebut, Riski berhasil meraih medali emas dan itu merupakan medali emas pertama Indonesia di cabang olahraga angkat besi.
Riski Juniansyah di Olimpiade Paris 2024
Debut perdananya di ajang olahrag empat tahunan tersebut, Riski harus menghadapi 11 lifter dari negara lainnya untuk mendapatkan medali emas olimpiade Paris 2024.
Dari semua lawan yang dihadapinya, Shi Zhiyong dari China bisa dianggap sebagai pesaing terkuat Rizki Juniansyah untuk meraih medali.
Shi Zhiyong memasuki Olimpiade Paris dengan status sebagai peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 di kelas 69 kg dan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 di kelas 73 kg.
Namun dalam pertandingan cabor angkat besi Olimpiade Paris 2024, Rizki berhasil mengangkat beban 155 kg di angkatan snatch dan 199 kg di angkatan Clean & Jerk.
Sebaliknya, Shi Zhiyong gagal di angkatan Clean & Jerk dan hanya mampu mengangkat beban 165 kg di snatch.
Ritual Riski Juniansyah Minum Air Cucian Kaki Ibu
Keberhasilan Rizki Juniansyah meraih medali emas tak lepas dari dukungan ibunya, Yeni Rohaeni, yang hadir langsung untuk menyaksikan perjuangan anaknya.
Sebelum pertandingan, Yeni terlihat sangat bahagia saat mengunjungi Rizki di Athlete Village.
Kedekatan Rizki dengan ibunya telah terjalin sejak lama dan tidak hanya terbatas pada Olimpiade Paris 2024.
Rizki memiliki kebiasaan menghormati ibunya dengan ritual mencuci kaki dan meminum air hasil cucian tersebut.
Misalnya, saat mengikuti IWF World Cup 2024 di Thailand, Rizki juga melakukan ritual ini.
Ia mengaku merasakan kekuatan tambahan setiap kali melakukannya.
Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife
2 Komentar