INFOTANGERANG.ID- Seorang pria berinisial AS, yang diketahui sebagai pegawai honorer RSUD Banten, ditetapkan sebagai tersangka setelah diduga mencabuli anak kandungnya sendiri yang masih berusia 6 tahun.
Tragisnya, tindakan bejat itu dilakukan berulang kali sejak korban berusia 4 tahun, bahkan dilaporkan telah berlangsung sejak 2021 hingga kasus ini terungkap pada 2024.
Perbuatan pegawai RSUD Banten ini terungkap setelah korban mengalami keputihan parah dan akhirnya dibawa ke dokter, yang kemudian menjadi titik awal terbongkarnya kekerasan seksual tersebut.
Hak Asuh Jatuh ke Ayah, Justru Jadi Awal Petaka
Kompol Herlia Hartarani dari Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Banten menjelaskan, kasus ini pertama kali terungkap setelah sang ibu melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib.
Pasca perceraian orangtuanya saat korban masih bayi, hak asuh jatuh ke tangan ayah kandung lantaran ibunya saat itu tidak memiliki penghasilan tetap.
“Korban sejak usia 9 bulan tinggal bersama ayah kandungnya di Perumahan Widya Asri, Serang. Namun justru saat menginjak usia 4 tahun, anak tersebut menjadi korban kekerasan seksual dari pelaku yang seharusnya melindunginya,” jelas Herlia.
Pegawai Honorer RSUD Banten Resmi Ditahan, Kasus Masuk Tahap P21
Pihak kepolisian menyatakan bahwa tersangka AS telah ditahan dan dikenakan Pasal 81 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak. Proses hukum telah mencapai tahap P21, artinya berkas perkara dinyatakan lengkap dan siap dilimpahkan ke kejaksaan untuk proses selanjutnya.
“Tersangka sudah kami tahan, dan prosesnya segera masuk tahap persidangan,” tambah Herlia.
Kasus ini kembali membuka mata publik soal pentingnya deteksi dini gejala kekerasan seksual pada anak dan pentingnya sistem pengawasan terhadap anak yang diasuh tunggal. Kesehatan fisik dan perubahan perilaku anak bisa menjadi sinyal awal yang harus segera direspons oleh lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan institusi pendidikan.
Follow WhatsApp Channel Infotangerang
