INFOTANGERANG.ID- Seorang siswa SMP Negeri di Tangsel berinisial MH (13) menjadi korban bullying dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Menurut penuturan kakak korban, Rizky, aksi itu bukan pertama kalinya terjadi. Ia menduga, adiknya sudah mengalami perlakuan kasar sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) berlangsung.
“Sejak masa MPLS sudah sering jadi korban bullying. Puncaknya pada 20 Oktober, adik saya dipukul pakai kursi di kepala oleh teman sekelasnya,” ungkap Rizky, Senin 10 November 2025.
Usai kejadian itu, MH mengeluhkan sakit kepala hebat dan tubuhnya terasa lemas. Keluarga baru mengetahui kondisi sebenarnya ketika korban akhirnya mengaku telah berulang kali mengalami kekerasan fisik.
“Dia baru cerita karena sudah tidak tahan sakit. Katanya sering dipukul, ditendang, tapi takut ngadu,” lanjutnya.
Kondisi MH kian memburuk. Setelah sempat dirawat di rumah sakit swasta di Tangsel, ia kini dirujuk ke RS Fatmawati, Jakarta Selatan, untuk penanganan lebih lanjut.
Kondisi Siswa SMPN di Tangsel yang Jadi Korban Bullying
“Badan sudah tidak bisa dibawa jalan, sering pingsan, matanya mulai rabun, dan sulit makan. Kami sangat khawatir,” tuturnya.
Menanggapi kasus ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel, Deden Deni, menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil langkah cepat. Mediasi dilakukan antara pihak keluarga korban, terduga pelaku, dan pihak sekolah.
“Kami sudah memediasi kedua belah pihak dan terus mendampingi prosesnya. Kejadian ini sedang kami dalami lebih lanjut,” jelas Deden.
Ia menambahkan, dugaan aksi bullying tersebut terjadi di dalam kelas pada saat jam istirahat. Namun detail kronologi masih terus dikumpulkan dari berbagai sumber.
“Kami juga sudah menugaskan kepala sekolah dan pejabat terkait untuk mengunjungi rumah korban, memastikan kondisi kesehatan anak dan memberikan pendampingan psikologis,” katanya.
Keluarga korban bullying ini berharap pemerintah daerah dan aparat penegak hukum dapat memberikan perhatian serius agar kasus serupa tidak terulang lagi di sekolah manapun.
“Kami cuma ingin adik saya sembuh dan pelaku mendapat pembinaan yang tegas. Jangan sampai ada korban lain,” ujar Rizky dengan nada sedih.
Kasus ini kini tengah menjadi sorotan masyarakat Tangsel. Banyak pihak berharap penanganan tidak berhenti di mediasi, melainkan juga menghadirkan keadilan dan perlindungan nyata bagi para pelajar di lingkungan sekolah.

