INFOTANGERANG.ID- Sebuah video tugu patung penyu 15 miliar di Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau Alun-alun Gadobangkong, Sukabumi menjadi sorotan netizen.
Viralnya video tersebut lantaran proyek tugu kura-kura atau patung penyu itu rusak hanya beberapa bulan setelah selesai dibangun pada September 2024.
Melansir dari Tribun Jabar, biaya pembangunan patung penyu tersebut diduga mencapai Rp15,6 miliar yang bersumber dari APBD 2023.
Ironisnya, patung penyu 15 miliar itu ternyata terbuat dari bahan yang mirip kardus bekas dan kerangka bambu.
Video Viral Patung Penyu 15 Miliar Rusak
Dalam video yang viral, terlihat kondisi patung penyu 15 miliar itu sudah robek dan penyok, khususnya di bagian tempurung.
Warga yang merekam video tersebut lantas membuka lapisan luar patung tersebut yang ternyata di dalamnya dibuat dari kartin berwarna coklat mirip kardus.
Di bagian dalam patung penyu tersebut juga terlihat kerangka dari kayu yang digunakan untuk menopang karton-karton tersebut.
Unggahan video tersebut lantas menjadi viral dan menyulut kemarahan warganet, terlebih anggaran pembuatan penyu tersebut yang menelan biaya fantastis.
Bahkan dalam unggahan tersebut, tak sedikit yang menandai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk memperhatikan masalah tersebut.
Alun-alun Tempat Patung Penyu 15 Miliar Hancur
Alun-alun Gadongbankong, yang menjadi lokasi keberadaan patung penyu tersebut memang sudah memperihatinkan karena infrastruktur yang hancur diterpa ombak.
Sebelumnya, Alun-alun Gadobangkong menjadi sorotan karena mengalami kerusakan infrastruktur akibat terjangan ombak.
Kerusakan sejumlah fasilitas di kawasan tersebut terjadi sekitar pertengahan Februari 2025. Selain patung penyu yang mengalami kerusakan, jogging track di area tersebut juga jebol akibat bagian bawahnya tergerus ombak.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, Prasetyo, menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu alokasi anggaran dari Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) untuk memperbaiki fasilitas yang rusak di Alun-alun Gadobangkong.
Ia menegaskan bahwa anggaran untuk perbaikan tidak berada di DLH, melainkan di Perkim.
DLH sendiri hanya bertugas sebagai pengelola, sementara penganggaran perbaikan masih dalam proses di Perkim.
Terkait jumlah anggaran yang dialokasikan untuk perbaikan, Prasetyo mengaku tidak mengetahui detailnya dan menyebut bahwa informasi tersebut berada di Perkim.
Penjelasan Soal Material Kardus di Patung Penyu
Melansir dari IDNTimes, Iman Firdaus selaku perwakilan kontraktor menjelasakan bahwa kardus bukanlah material utama, melainkan hanya digunakan sebagai media cetakan dalam proses pembentukan patung penyu tersebut.
Patung penyu tersebut sebenarnya terbuat dari resin dan fiberglass, sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek.
Fungsi kardus disini digunakan sebagai cetakan awal sebelum akhirnya dilapisi bahan utama, yakni resin dan fiberglass yang memang membutuhkan media cetakan agar bisa membentuk struktur yang diinginkan.
Sementara mengenai isu anggaran proyek, Imaran menjelaskan bahwa titak anggaran Rp15,6 miliar itu total dengan biaya untuk pembangunan Alun-alun Gadobangkong.
Setelah dikurangi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 11 persen, anggaran yang digunakan untuk proyek ini menjadi sekitar Rp13 miliar.
Selain itu, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya kekurangan volume pekerjaan serta denda keterlambatan yang totalnya hampir Rp1 miliar.
Pihak kontraktor menjelaskan bahwa mereka telah membayar denda keterlambatan lebih dari Rp400 juta, sementara temuan BPK terkait kekurangan volume mencapai hampir Rp500 juta.
Dengan demikian, anggaran yang sebenarnya digunakan tidak sebesar yang banyak diperbincangkan oleh masyarakat.
Kontraktor juga berharap masyarakat dapat memahami situasi ini serta lebih peduli dalam menjaga fasilitas publik.
Mereka menegaskan bahwa seluruh pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku.
Hingga berita ini diturunkan, pemeritah setempat masih belum memberikan tanggapan apapun.

1 Komentar