INFOTANGERANG.ID- Mengajarkan anak puasa Ramadhan sejak dini penting dilakukan agar anak terbiasa menjalankan kewajibannya sebagai muslim.

Seperti yang telah banyak diketahui, bahwa puasa Ramadhan merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim.

Meskipun anak belum mencapai akil baligh, namun mengajarkan anak puasa Ramadhan sudah harus mulai dibiasakan.

Namun orang tua tetap harus mempertimbangkan terkiat kondisi kesehatan masing-masing anak sebelum memutuskan untuk mengajarkan mereka.

Hal ini karena anak-anak dianggap memiliki risiko khusus terhada masalah yang dapat ditimbulkan akibat puasa karena masih dalam tahapan tumbuh kembang.

Apalagi anak-anak membutuhkan lebih banyak cairan dan sumber energi untuk menjaga kesehatan tubuhnya, terutama untuk perkembangan otak mereka.

Cara Mengajarkan Anak Puasa Ramadhan

mengajarkan anak puasa ramadhan
Ilustrasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebelum mengajarkan anak puasa Ramadhan, kondisi kesehatan masing-masing anak haruslah diperhatikan secara keseluruhan.

Hal ini termasuk kondisi berdasarkan tingkat aktivitas anak, serta ketahanan diri mereka terhada rasa lapar.

Bila orang tua ingin mengajarkan anak puasa Ramadhan, sebaiknya ajarkan mereka secara bertahap sesuai dengan usianya.

Nah, untuk lebih mempermudah dalam mengajarkan anak puasa Ramadhan, bisa dengan menerapkan beberapa tips berikut ini:

1. Berikan Pemahaman yang Tepat

Langkah awal yang harus dilakukan dalam mengajarkan anak puasa Ramadhan adalah dengan memberikan pemahaman yang tepat.

Jelaskan kepada mereka secara singkat mengapa umat Islam haruslah berpuasa selama bulan suci Ramadhan.

Saat menjelaskannya pun sebaiknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan si kecil, agar mereka lebih mudah untuk memahaminya.

2. Ajarkan Anak Puasa pada Usia yang Tepat

Sebagai orang tua, penting untuk mempertimbangkan kapan anak sudah mampu untuk berpuasa sebelum mengajarkannya.

Para orang tua disarankan untuk mengajarkan anak puasa menjelang masa pubertas mereka atau setidaknya saat si kecil sudah berusia 6-7 tahun.

Namun perlu disesuaikan juga dengan kemampuan masing-masing anak.

Jadi, pada dasarnya usia anak untuk mulai belajar puasa juga bisa lebih cepat tergantung pada kesiapan orang tua dan si kecil.

Maka dari itu, ada baiknya orang tua juga menanamkan motivasi pada si kecil, dan tidak memberikan mereka tekanan sehingga anak berpuasa tanpa paksaan.

Ketika anak berpuasa tanpa paksaan, orang tua bisa membimbing dan memandunya selama ibadah puasa.

3. Lakukan Secara Bertahap

Untuk melatih anak agar tebiasa berpuasa, sebaiknya dilakukan secara bertahap.

Hal ini karena, bagi si kecil mungkin berpuasa akan terasa sulit, apalagi jika harus berpuasa satu hari penuh.

Oleh sebab itu, sebagai tahap awal perkenalan anak dengan ibadah puasa, ajari anak untuk puasa selama setangah hari dulu, yakni dari pagi hingga waktu makan siang baru dilanjut lagi hingga waktu maghrib.

Setelahnya, orang tua dapat mencoba menambahkan waktu puasa anak secara bertahap hingga anak dirasa telah mampu untuk berpuasa hingga sore hari.

Pada tahap ini, sebaiknya jangan terlalu memaksan anak untuk puasa hingga waktu yang ditentukan.

Hal ini karena dikhawatirkan nantinya anak malah akan sakit atau bahkan menjadi tidak suka berpuasa hingga dapat mendorong anak untuk berbohong.

4. Menjadi Contoh untuk Si Kecil

Sebagai orang tua, Anda tentu menyadari bahwa anak adalah peniru yang andal.

Mereka akan mengamati, mendengar, dan menyerap segala tindakan yang dilakukan orang tua.

Oleh karena itu, memberikan contoh yang baik dapat membantu anak memahami dan membiasakan diri menjalani ibadah puasa.

Salah satu cara efektif adalah dengan berbagi pengalaman pribadi saat berpuasa.

Ceritakan bagaimana Anda menjalaninya serta tantangan yang pernah dihadapi.

Ini dapat membantu anak memahami makna puasa dan termotivasi untuk mencobanya.

5. Membantu Anak Bersiap Menjalani Puasa

Mengajarkan anak untuk berpuasa sejak dini bisa dilakukan dengan membiarkannya mencoba secara bertahap.

Dalam proses ini, penting bagi orang tua untuk bersabar dan terus memberikan dukungan.

Ketika anak berhasil berpuasa setengah hari, berikan apresiasi atas usahanya agar ia semakin termotivasi.

Karena puasa bukan hal mudah bagi anak, penghargaan kecil seperti pujian di depan anggota keluarga atau hadiah yang diinginkan bisa menjadi dorongan positif.

Hadiah tersebut dapat berupa barang kesukaannya atau makanan favorit yang dijadikan menu berbuka.

6. Membuat Aktivitas Puasa Lebih Menyenangkan

Agar anak tidak terlalu fokus pada rasa lapar, ajaklah ia melakukan kegiatan yang menyenangkan.

Apalagi jika saat libur sekolah Ramadhan, anak akan lebih cepat lelah dan lapar jika tidak melakukan kegiatan selama libur sekolah bulan puasa.

Misalnya, bermain permainan ringan yang tidak menguras energi atau menonton film favorit.

Jika anak merasa lelah, dorong ia untuk tidur siang agar rasa laparnya berkurang.

7. Menjaga Asupan Bergizi Saat Sahur dan Berbuka

Pola makan saat sahur dan berbuka berperan penting dalam menjaga stamina anak selama berpuasa.

Pastikan mereka mengonsumsi makanan kaya serat dan protein, seperti produk susu, agar kenyang lebih lama.

Namun, hindari memaksa anak makan secara berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan pencernaan.

Sebaiknya, sediakan makanan yang bernutrisi seimbang agar anak tetap sehat dan kuat selama berpuasa.

Dalam mengajarkan puasa, orang tua perlu kesabaran, pengertian, serta dukungan penuh.

Setiap anak memiliki karakter yang berbeda, sehingga pendekatan yang tepat sangat dibutuhkan.

Melalui bimbingan yang baik, anak dapat belajar menjalankan ibadah puasa serta memahami nilai-nilai keagamaan yang terkandung di dalamnya.

Selain mengajarkan anak berpuasa, bisa juga dibarengi dengan mengajarkan anak sholat tarawih 11 rakaat dan witir saat Ramadhan.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Iis Suryani
Editor
Iis Suryani
Reporter