Salah satu cara melestarikan sejarah adalah dengan mengabadikannya melalui museum. Rekam jejak peradaban suatu bangsa dapat dipelajari secara turun temurun dari berbagai generasi tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras dan budaya. Sejarah tersebut meninggalkan benda-benda, memori, cerita perjuangan dan lainnya yang dikemas dalam bentuk karya seni.
Provinsi Banten sebagai daerah yang kaya akan wisata budaya, juga memiliki beberapa museum yang tersebar di berbagai kabupaten/kota. Museum-museum tersebut terdiri atas museum provinsi dan museum lokal. Museum provinsi memiliki koleksi kumpulan benda bersejarah yang berasal, mewakili dan berkaitan dari wilayah provinsi dimana museum berada. Begitu pula dengan museum lokal, hanya saja tingkatannya adalah kabupaten atau kota madya.
Yuk simak di bawah ini terdapat 5 museum bersejarah yang ada di Provinsi Banten.
- Museum Benteng Heritage
Wisata Museum Benteng Heritage dibuka pada bulan November tahun 2011. Dulunya bangunan tersebut merupakan bangunan tidak terawat yang memiliki nilai budaya Tionghoa. Kemudian oleh seorang profesor kehidupan “Udaya Halim” mengambil alih / membeli bangunan tersebut dan merestorasi menjadi sebuah museum. Udaya Halim membutuhkan waktu 2 tahun untuk melakukan riset dan pembangunan museum.
Lokasi Museum Benteng Heritage berada di Jalan Cilame, Pasar Lama, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten. Buka dari hari selasa – minggu, mulai dari pukul 10.00-17.00 WIB. Setiap hari senin wisata museum ditutup. Adapun mengenai harga tiket masuk nya cukup murah, mulai dari Rp. 10.000 (pelajar) dan Rp. 20.000 (umum).
Sekilas tentang Museum Benteng, merupakan bangunan arsitektur tradisional Tionghoa yang dipekirakan telah dibangun pada pertengahan abada ke-17. Bangunan tersebut menjadi bangunan tertua yang ada di Kota Tangerang. Lokasi Museum Benteng Heritage berada di Zero Point Kota Benteng terbentuk yang kini menjadi cikal bakal pusat Kota Tangerang. Di museum ini pengunjung bisa belajar banyak hal, mulai dari kehidupan etnik Tionghoa serta melihat berbagai artefak yang menjadi saksi bisu Tionghoa.
- Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama
Sekitar 80 km dari Museum Benteng, terdapat Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama. Lokasinya berada di Muhammad Al-Khidhir, Jl. Raya Serang – Jkt, Banten, Kec. Serang, Kota Serang. Buka setiap hari senin-sabtu mulai dari pukul 09.00 – 16.00 WIB, kecuali hari minggu ditutup. Harga tiket masuk (HTM) weekday dan weekend adalah Rp. 20.000 / orang.
Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama cukup luas, dibangun di atas tanah seluas 778 m2. Memiliki sejumlah koleksi asli dan replika yang tertata rapih dalam bentuk diorama, maket, arkeologika, keramologika, numismatika/heraldika, etnografika, dan seni rupa. Pengunjung yang datang bisa memilhat langsung koleksi seperti kapak batu, arca nandi, genteng, memolo, tegel dan benda-benda peninggalan sejarah Banten lainnya.
Keunikan museum ini juga terdapat pada salah satu koleksi numismatika, yaitu sebuah sejarah yang menunjukkan bahwa pada masa lalu Banten sudah mampu membuat mata uang sendiri. Hal ini ditunjukkan dari sejumlah koleksi mata uang Banten, China, VOC, Inggris dan Tael. Selain mata uang, terdapat juga koleksi kain, pakaian, senjata, alat-alat kesenian dan berbagai koleksi lukisan.
- Museum Negeri Banten
Tidak jauh dari Situs Kepurbakalaan Banten, hanya berjarak sekitar 11 km terdapat Museum Negeri Banten. Alamatnya berada di Jl. Brigjen KH Samun No.5, Kotabaru, Kec. Serang, Kota Serang, Banten. Harga tiket masuk gratis, buka setiap hari senin – jumat, pukul 09.00 – 15.00, sementara pada hari wekeend (sabtu dan minggu) ditutup. Dulunya tempat ini merupakan Kantor Gubernur Banten dari tahun 200 – 2013. Kini difungsikan sebagai museum untuk melihat Banten masa lampau dan masa kini.
Museum Negeri Banten merupakan bangunan cagar budaya yang juga diraancang sebagai museum identitas. Di dalamnya terdapat sejumlah koleksi bersejarah miliki pemerintahan Banten. Sebagai museum identitas diharapkan masyarakat Banten tetap mengingat identitas dan budaya orang Banten, walaupun seiring berkembangnya zaman modern namun identitas diri tidak boleh luntur. Terdapat juga peninggalan kerangka badak bercula satu sebagai hewan asli ujung kulon, Banten.
- Museum Multatuli
Selanjutnya adalah museum yang berada di Kabupaten Lebak, Banten. Jaraknya sekitar 40 km dari Museum Negeri Banten. Lokasi tepatnya berada di Jl. Alun-Alun Timur No. 8, Rangkasbitung Barat, Rangkasbitung, Lebak. Untuk masuk ke Museum Multatuli tidak dikenakan biaya masuk alias gratis. Hal tersebut adalah sebagai bentuk keseriusan Kabupaten Lebak untuk meningkatkan minat baca dan belajar sejarah masyarakat Lebak khususnya anak-anak sekolah. Museum ini buka setiap hari selasa-minggu mulai dari pukul 08.00-16.00, hari senin tutup.
Sekilas mengenal tentang sosok Multatuli yang namanya diabadikan menjadi nama museum di Kabupaten Lebak dan juga di Belanda. Multatulis atau memiliki nama asli Eduard Douwes Dekker dulunya merupakan seorang asisten residen Lebak yang bermukim di Rangkas Bitung pada tahun 1856. Multatuli juga dikenal dengan nama Max Havelaar karena beliau telah menulis sebuah novel pada tahun 1860.
Novel dengan judul Max Havelaar membahas tentang masa kolonialisme di Hindia Belanda. Novel tersebut sangat mendunia, juga telah menginspirasi tokoh-tokoh pendiri bangsa Indonesia seperti Bapak Soekarno. Museum Multatuli di dalamnya terbagi ke dalam 7 ruangan dan 4 segmen. Pada segmen pertama menampilkan tentang sejarah masuknya kolonialisma di Indonesia. Pada segmen selanjutnya diceritakan tentang Multatuli dan Max Havelaar. Segmen ke-3 membahas tentang sejarah Lebak dan Banten, kemudian segmen terakhir menceritakan sejarah Rangkasbitung.
- Museum Sepeda Pramuka Keliling Dunia
Terakhir, museum ini letaknya berada di Jl. Raya Serang – Pandeglang KM.5, Karundang, Kota Serang. Berjarak sekitar 36 km dari Museum Multatuli dan hanya sekitar 8 km dari Museum Negeri Banten. Uniknya, Museum Sepeda Pramuka Keliling Dunia merupakan museum pribadi milik seorang tokoh pramuka bernama Pak Fauna. Kecintaan beliau terhadap pramuka telah membentuk mimpi-mimpi hebat untuk berkeliling dunia dan mewujudkan mimpi tersebut.
Untuk masuk ke museum ini tidak dikenakan biaya sepeser pun alias gratis. Jam buka nya tergantung apakah Pak Fauna ada kediaman atau tidak. Sekilas tentang museum ini, mulanya pada tahun 1985 Pak Fauna memberanikan diri mewujudkan mimpinya untuk berkeliling dunia, dimulai selama 5 tahun dari 1985 – 1990.
Selama 5 tahun itu, Pak Fauna telah berhasil mengunjungi 5 benua dan 87 negara hanya dengan menggunakan sepeda. Negara pertama yang dikunjungi oleh Pak Fauna adalah Negara Singapura. Perjuangan Pak Fauna menelusuri penjuru dunia telah diabadikan dalam museum pribadinya yang bernama Museum Sepeda Pramuka Keliling Dunia.
Tinggalkan Balasan