InfoTangerang.id – Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tangerang mencatat terdapat 119 kasus kekerasan perempuan dan anak pada Januari hingga Mei 2023.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Tangerang, Dewi Hermawati, angka tersebut terjadi peningkatan.
Pada tahun 2022 (P2TP2A) Kota Tangerang mencatat terdapat 145 kasus kekerasan perempuan dan anak. Data itu terhitung sejak Januari hingga Oktober 2022.
Dari kasus tersebut kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.
“Sampai hari ini ada 119 sampai bulan Mei. Jadi cukup tinggi,” ujar Kabid Dewi Amperwati, Kamis (25/5/2023).
“Jadi itu yang tercatat saja, karena berani melapor jadi angkanya keliatan,” sambungnya.
Lanjut Dewi, pihaknya tengah menggencarkan sosialisasi terkait kekerasan anak dan perempuan.
“bagaimana cara meminimalisir kajadian akibat kekerasan terhadap perempuan di kota tangerang khususnya,” ucapnya.
“Kita biasanya mengadakan parenting terhadap guru sekolah, terhadap ibu rumah tangga supaya sekolah-sekolah dengan orang tua murid baik di pesantren maupun sekolah negeri agar memahami, supaya keluarga aman tidak terjadi kekereasan,” jelasnya.
Sosilisaai dilakukan, lantaran banyaknya kasus kekerasan yang ada d kota tangerang yang terjadi terhadap perempuan dan anak.
“Khususnya yang dilaporkan kepada kami,” katanya.
Ia berharap dengan adanya tindakan tersebut, masyarakat diimbau untuk berani dan mau melaporkan kasus atau kejadian yang terjadi pada anak dan perempuan.
“kedepan kasusnya berkurang dan kita harap orang-orang mau melapor dengan berani melapor kita bersyukur ya,Kita harap ada sosialiasi ini masyarakat mau melapor makin banyak yg melapor,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Frkasi PDI Perjuangan, Andri Permana mengatakan, kasusu kekerasan pada anak dan perempuan semakin meningkat.
“Jadi hari ini terjadi fenomena gunung es di kota tangerang dimana terjadi pardoks di kota tangerang,” ucapnya
“Berbicara kasus kekerasan perempuan dan anak masih cukup tinggi di tahun 2022, Misalnya masih ada 145 kasus dan ini bagi kami bukan angka, 1 kasus sekalipun itu nyawa dan masa depan dari si anak itu sendiri,” imbuhnya.
Ia mengatakan, kasus kekerasan seksual terjadi di mana saja.
“Jadi bagi saya sudah saatnya kita semua peduli terhadap isu kekersan anak yag terjadi di kota dan hari ini diinisasi dinas perlindugan anak kegiatan sosialiasi ini menyadarkan kita bahwa yg kita tonton di Tv yang kita baca tenryata ada disekliling kita,” jelasnya
“Untuk itu akhirnya ksadaran dari para orang tua terutama d komite sekolah dan juga bisa membuat instutis sekoalh sebagai wilayah yg nyaman selain di rumah menjadi sebuah tanggung jawab kita bersama,” kata Andri.
Ia mendukung mendukung program dinas agar bisa direalisasikan untuk meningkatan anggaran terkait perlindungan anak yng ada d kota tangerang.
“Sekali lagi saya tekan kan berbicara kasus kekerasan terhadap anak ini tidak boleh dilihat dari angka tidak boleh diliat bahwa secara persentase,” pungkasnya.
“Ini berbicara penemuan kasus karena berbciara urusan anak ini bebricara akhirnya nyawa mereka yang tidak bisa kota tolerir jadi menurut saya mau satu kasus pun di kota tangerang ini satu hal yg tidak bisa dinegosiiasi” sambungnya. (MAY/ASN)