Infotangerang.id- Menurut data sepanjang 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terbanyak di Kota Tangerang terjadi pada Maret yaitu dengan 600an kasus DBD.

Sedangkan, kasus meninggal karena DBD sepanjang 2024 ada enam kasus dan lima di antaranya adalah anak-anak.

Hal tersebut dikatakan Pelaksana Harian (Plh) Dinkes Kota Tangerang Mugiya Wardhany. Menurutnya, kewaspadaan orang tua adalah kunci keberhasilan dalam penanganan kasus DBD pada anak.

Orang tua harus peka terhadap sakit yang dirasa anak

Lanjut Mugi, orang tua perlu memahami betul perubahan yang dialami anak dan penanganan tenaga medis yang tepat bisa lebih cepat didapat dan mencegah fatalitas DBD.

“Sebagai contoh, anak mengatakan sakit yang dirasa dan orang tua harus paham betul sama anaknya. Karena diagnosis dokter sering mengandalkan anamnesis atau wawancara medis. Dengan pertanyaan, hampir 60 persen bisa diduga sehingga ketika anak DBD, orang tua harus tahu kondisi anaknya,” jelas Mugiya, Senin 24 Juni 2024.

Yang perlu dipahami, meski DBD menjangkit kelompok usia yang produktif, fatalitasnya paling banyak terjadi di usia kelompok anak-anak. Lantaran imunitas anak tidak sebaik kelompok usia produktif.

“Disertai gejala-gejala perburukan sulit ditemukan pada anak DBD, terlebih kerap kali ditemukan anak sudah dalam kondisi kritis,” papar Mugiya.

Beberapa gejala penanda bagi orang tua

Ada beberapa gejala yang menjadi penanda bagi orang tua, seperti terjadi perburukan saat DBD dan tidak ada perbaikan kondisi setelah suhu tubuh menurun, anak terus menolak makan dan minum, nyeri perut secara hebat, lemah, lesu, hingga ingin terus tidur.

“Lalu, perlu juga diperhatikan saat anak mengalami perubahan perilaku. Seperti suka marah-marah, terlihat pucat, dan tangan serta kaki dingin, perdarahan hingga tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam,” jelasnya.

Galakkan aksi bebersih dan berantas sarang nyamuk

Sementara itu, kata Mugiya, kolaborasi multisektor pada penanganan DBD di Kota Tangerang ialah, sosialisasi PSN 4M Plus di seluruh 39 puskesmas dan 1.097 posyandu. Kemudian, menggerakkan seluruh masyarakat dan pegawai melaksanakan aksi bebersih memberantas sarang nyamuk di lingkungannya. Dalam hal ini, dapat melibatkan kader jumantik.

aksi bebersih lingkungan

“Kolaborasi juga dikuatkan dengan Dinas Pendidikan, selama libur sekolah menugaskan seluruh pelajar di Kota Tangerang untuk memeriksa sarang nyamuk di rumah mereka masing-masing. Terlebih, menjadikan anak-anak sebagai kader jumantik, yakni sebagai bagian dari projek sekolah untuk memberantas DBD,” tandasnya.

Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Nadia Lisa Rahman
Editor