Infotangerang.id– Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali mengalami erupsi pada Senin pagi, 15 Juli 2024 pukul 06.37 Wita.
Menurut laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi kolom letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki kali ini tercatat mencapai 1.000 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 2.584 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki terlihat berwarna kelabu dengan intensitas yang tebal mengarah ke arah barat daya dan barat.
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki melaporkan bahwa letusan ini tercatat dalam seismogram dengan amplitudo maksimum mencapai 47.3 mm dan berlangsung sekitar 2 menit 42 detik.
Kepala Pos PGA Lewotobi Laki-laki, Herman Yosef Mboro, mengatakan bahwa erupsi ini disertai dengan suara gemuruh sedang.
Dia juga mengingatkan penduduk yang tinggal di sebelah barat gunung untuk tetap waspada terhadap bahaya abu vulkanik.
Herman menyarankan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari titik erupsi, serta 4 kilometer di sektor utara timur laut dan 5 kilometer di sektor timur laut.
Herman juga menyatakan bahwa saat ini status siaga gunung api di Kabupaten Flores Timur, NTT, tetap berada pada level III.
Melansir dari kompas, Gerardus (37), penduduk Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, mengatakan bahwa dia dan keluarganya merasa panik karena mendengar suara gemuruh yang sangat kuat.
Menurutnya, hampir setiap kali gunung erupsi, mereka selalu mendengar gemuruh, tetapi kali ini gemuruhnya lebih kuat, terutama karena mereka tinggal hanya 3 kilometer dari pusat erupsi.
Gerardus menyatakan bahwa warga hanya bisa menerima keadaan dengan pasrah sambil berharap agar aktivitas gunung segera kembali normal.
Gunung Lewotobi Laki-laki Semburkan Abu Vulkanik
Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki kembali mengalami letusan pada Sabtu, 13 Juli 2024, menyemburkan abu vulkanik setinggi 900 meter.
Warga diimbau untuk menggunakan alat pelindung demi menghindari bahaya dari abu vulkanik tersebut.
Herman Yosef Mboro, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, mencatat bahwa letusan terjadi pada pukul 09.45 Wita di Kabupaten Flores Timur, NTT.
Letusan ini direkam dalam seismogram dengan amplitudo maksimum mencapai 37 mm dan berlangsung sekitar 4 menit 23 detik.
Akibatnya, tujuh desa terkena hujan abu vulkanik.
Herman mengatakan bahwa tinggi kolom abu yang teramati mencapai sekitar 900 meter di atas puncak gunung yang memiliki ketinggian sekitar 2.484 meter di atas permukaan laut.
Dia menjelaskan bahwa abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas yang cukup tebal, cenderung bergerak ke arah barat laut.
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki sebelumya juga melaporkan bahwa pada Kamis antara pukul 06.00 hingga 12.00 Wita, terjadi dua kali letusan dengan tinggi kolom abu mencapai 700-1000 meter dan berwarna asap kelabu.
Gunung tersebut terlihat hingga ke tingkat kabut 0-II.
Asap dari kawah teramati dengan tekanan kuat, berwarna kelabu dengan intensitas yang tebal, dan mencapai ketinggian 700-1000 meter di atas puncak kawah.
Selama periode ini juga tercatat satu kali gempa guguran, enam gempa vulkanik dangkal, dua kali gempa vulkanik dalam, dan satu kali gempa tektonik jauh.
Apakah Gunung Lewotobi Laki-Laki Masih Aktif?
Menurut liputan 6, pada periode Senin 15 Juli 2024, antara pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur mengalami aktivitas sebanyak sebagai berikut:
- 1 kali letusan/erupsi dengan amplitudo 14.8 mm dan durasi 180 detik,
- 3 kali hembusan dengan amplitudo berkisar 3.7-14.8 mm dan durasi 17-29 detik,
- 62 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo berkisar 3.7-37 mm dan durasi 7-13 detik.
Selain itu, terjadi:
- 13 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo berkisar 4.4-20.7 mm, S-P 0.8-1.8 detik, dan durasi 9-13 detik,
- 2 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo berkisar 4.4-10.5 mm, S-P 4-4.1 detik, dan durasi 24 detik,
- serta 3 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 7.4 mm, S-P 19.5-34 detik, dan durasi 69-126 detik.
Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife
1 Komentar