INFOTANGERANG.ID – Pihak SMP Fioretti Tigaraksa Kabupetan Tangerang mengakui adanya perkelahian antara siswa yang menggunakan benda tajam. Mereka membantah korban alami 14 jahitan.
Diketahui, perkelahian antar siswa SMP Fioretti Tigaraksa itu terjadi di depan sekolah pada 1 Juli 2024. Setelah perkelahian terjadi, salah satu siswa kemudian lari ke dalam sekolah.
Suster Yulita, Wali Kelas Siswa SMP Fioretti Tigaraksa yang berkelahi itu membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, aksi perkelahian siswa itu terjadi di jam pulang sekolah.
“Peristiwa bukan terjadi di sekolah, saat itu sudah pulang sekolah,” kata Yulita ditemui di sekolah, Rabu, 7 Agustus 2024.
Yulita menerangkan, keduanya sudah saling kenal. Perkelahian antar siswanya itu dipicu dari obrolan di media sosial.
Dari pengakuan siswa yang berkelahi itu, salah satu dari mereka tersinggung dari obrolan yang dilakukan di media sosial sehingga menyulut emosi hingga berkelahi.
“Kita pulang pukul 14.50 WIB. Nah kejadian mereka (berkelahi-red) itu di 15.10 WIB sudah di luar jam sekolah,” ungkap Yulita.
Atas perkelahian itu, kemudian korban berlari kesekolah meminta bantuan, karena siswa yang jadi duel berkelahi membawa benda yang dapat melukai diduga senjata tajam.
“Luka di tangan kiri. Bukan 14 jahitan tetapi 6 jahitan, itu kami yang membawa hingga dijahit,” papar Yulita.
Saat kejadian itu, pihak sekolah pun telah melakukan penanganan dan sudah ada pertemuan kedua belah pihak dengan disaksikan oleh pihak Babinsa dan Babinmas.
Meski berkelahi di depan sekolah dan ada salah satu yang diduga membawa sajam. Tetapi pihak sekolah tak memberikan sanksi siswa yang berkelahi itu lantaran sudah damai.
“Tidak ada sanksi yang diberikan, keduanya saling memaafkan karena kejadiannya di luar sekolah. Anak keduanya kami rangkul dan keduanya masih belajar sampai lulus,” jelasnya.
Kepala Sekolah SMP Fioretti Tigaraksa Suster Agnes Saragih mengatakan, paska perkelahian antar siswa itu pihaknya bakal melakukan pengawasan ketat.
Sementara siswa yang berkelahi itu akan diberikan pembinaan konseling secara berkala.
“Kita akan memberikan pembinaan kepada kedua anak, pembinaan konseling. Setelah tiga bulan kita lihat perkembangan anak,” pungkasnya. (Dimas Wisnu Saputra)