Infotangerang.id- Jagat maya tengah dihebohkan dengan informasi residu pestisida Anggur Shine Muscat yang berlebih dari Cina.

Menurut laporan The Nation, Jaringan Pestisida Thailand (Thai-PAN) mendapati bahwa sebanyak 23 dari 24 sampel anggur muscat terbukti mengandung residu pestisida dengan kadar melebihi batas wajar.

Ada 50 jenis residu beracun berbeda yang terdeteksi di Anggur Shine Muscat, seperti Chlorpyrifos, Endrin aldehyde, Triasulfuron, Cyflumetofen, Chlorantraniliprole, Flonicamid, Etoxazole, dan Spirotetramat.

“Sebanyak 37 dari 50 zat beracun yang ditemukan adalah pestisida sistemik yang berpotensi tertinggal di dalam jaringan anggur, sehingga sulit untuk dicuci,” demikian pernyataan dari Thai-PAN.

Anggur Shine Muscat
Anggur Shine Muscat

Bahaya Anggur Shine Muscat dari Berbagai Sumber:

  • Efek Kronis Jangka Panjang

Paparan residu pestisida cenderung menyebabkan dampak kronis pada tubuh yang mungkin baru muncul dalam waktu lama, bisa hingga 10, 20, atau bahkan 30 tahun setelah paparan.

  • Iritasi pada hidung dan tenggorokan

Jika pestisida tertelan, efek sampingnya dapat menyebabkan rasa terbakar di hidung dan tenggorokan. Mengingat pestisida pada dasarnya adalah bahan kimia yang berfungsi membasmi hama.

  • Kerusakan otak

Pestisida yang terdapat pada anggur shine muscat dapat merusak fungsi otak dengan mengganggu transmisi sinyal saraf. Gejala yang muncul meliputi sakit kepala, mual, pusing, muntah, dan kebingungan.

  • Demam ringan

Pestisida yang masuk ke tubuh juga dapat memicu respons sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan demam ringan. Demam ini merupakan mekanisme pertahanan tubuh dalam merespons zat berbahaya.

Namun, jika paparan terjadi secara terus-menerus, tubuh akan berada dalam kondisi inflamasi kronis yang berbahaya.

  • Mengganggu Perkembangan Bayi

Residu pestisida berisiko mengganggu perkembangan janin dan anak-anak karena organ dan sistem detoksifikasi tubuh mereka masih lemah. Pada ibu hamil, paparan pestisida bahkan bisa meningkatkan risiko keguguran spontan atau mengganggu perkembangan janin.

Pestisida yang terakumulasi dalam tubuh ibu bisa terbawa melalui plasenta kepada janin atau mencemari ASI yang dikonsumsi oleh bayi. Inilah yang menyebabkan paparan langsung pada bayi, yang mana bisa berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangannya.

  • Mengganggu Pertumbuhan Anak

Pestisida dikenal sebagai endocrine disruptor atau pengacau sistem hormon dan memicu gangguan hipotiroidisme, yang berdampak pada pertumbuhan anak sehingga membuatnya tumbuh pendek dan mengalami gangguan kognitif.

  • Penyakit kanker

Paparan pestisida yang berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, seperti kanker paru-paru, prostat, ginjal, dan hati. Konsumsi pestisida secara tidak sengaja dapat memicu pertumbuhan sel-sel kanker dalam tubuh.

  • Gangguan Reproduksi

Paparan pestisida dapat memengaruhi hormon, yang berdampak pada penurunan kualitas dan produksi sperma pada pria. Pada wanita, pestisida dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur dan gangguan kesuburan.

  • Keracunan

Jika seseorang mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi pestisida dalam jumlah besar, ia bisa mengalami keracunan akut seperti muntah, diare, pusing, lemas, dan mata merah.

Pada beberapa kasus yang lebih serius, keracunan bisa menyebabkan kejang atau hilang kesadaran.

  • Kematian

Paparan pestisida secara terus-menerus atau konsumsi yang berulang dapat merusak organ-organ vital, yang pada akhirnya bisa menyebabkan kematian.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Nadia Lisa Rahman
Editor