INFOTANGERANG.ID- Tahun Baru Islam 2025 atau 1 Muharram 1447 Hijriah akan mulai diperingati pada sore hari ini, tepat saat matahari terbenam, Kamis, 26 Juni 2025.

Dalam sistem kalender Hijriah, pergantian hari dimulai sejak matahari terbenam, bukan tengah malam sebagaimana kalender Masehi.

Tahun Baru Islam bagi umat Muslim bukan sekadar seremoni, melainkan momen refleksi diri, memperbanyak doa, serta memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Sebagai bagian dari amalan yang diajarkan para ulama dalam menyambut Tahun Baru Islam 2025, umat Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu membaca doa penutup tahun.

Doa ini dibacakan pada tanggal 30 Dzulhijjah menjelang Maghrib, dan doa awal tahun baru dibacakan setelah Maghrib pada tanggal 1 Muharram.

Hal tersebut dilakukan pada waktu menjelang dan setelah Maghrib karena, perhitunagn kalender Hijriah dimulai dari tenggelamnya matahari.

Bacaan Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam

Doa Tahun Baru Islam
Bacaan Doa Tahun Baru Islam 1 Muharram

Melansir dari kitab Maslakul Akhyar karya Habib Utsman bin Yahya, ulama besar asal Betawi yang hidup pada abad ke-19–20 dan pernah menjabat sebagai Mufti Batavia, berikut ini bacaan doanya:

Bacaan Doa Akhir Tahun

اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ

Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.

Artinya: “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.

Bacaan Doa Awal Tahun

Doa awal tahun hijriah disunnahkan dibaca sebanyak tiga kali saat memasuki 1 Muharram 1447 H sebagai bentuk harapan di tahun yang baru.

Melantunkan doa ini menjadi ikhtiar spiritual agar senantiasa mendapat limpahan rahmat, perlindungan, dan keberkahan dari Allah SWT sepanjang tahun yang akan dijalani.

Adapun bacaanya adalah sebagai berikut:

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.

Artinya: “Tuhanku, Kau Yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”

Keutamaan Membaca Doa Akhir Tahun Hijriah

Membaca doa akhir tahun bukan sekadar rutinitas keagamaan tahunan, tetapi menjadi momen penting untuk merenungi perjalanan hidup dan memperbaiki diri.

Di balik lantunan doa ini, tersimpan banyak makna, antara lain:

  • Mengakui segala dosa dan memohon ampunan kepada Allah SWT
  • Mensyukuri nikmat dan karunia yang telah dilimpahkan sepanjang tahun
  • Berharap agar amal kebaikan yang telah dilakukan diterima dan dicatat sebagai pahala
  • Menata hati untuk menyambut tahun baru dengan semangat dan harapan baru

Keutamaan dan Amalan Bulan Muharram yang Dianjurkan

Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram (Asyhurul Hurum) yang disucikan dalam Islam.

Dalam Surah At-Taubah ayat 36, Allah SWT mengingatkan umat-Nya agar menjauhi segala bentuk kezaliman dan memperbanyak amal ibadah, terutama di bulan-bulan suci seperti Muharram.

Berikut beberapa amalan yang sangat dianjurkan dilakukan selama Muharram:

1. Puasa Sunnah

Sebagaimana disampaikan dalam hadist Nabi Muhammad SAW, menjalankan puasa sunnah di bulan Muharram sangat dianjurkan karena memiliki keutamaan dan pahala yang besar di sisi Allah SWT.

Pada bulan ini, umat Islam dapat menjalankan dua ibadah puasa, yakni Puasa Sunnah Tasu’a dan Asyura.

Puasa sunnah Tasu’a dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram atau Sabtu, 5 Juli 2025.

Adapun puasa Asyura dilaksanakan pada 10 Muharram, yang tahun ini jatuh pada hari Minggu, 6 Juli 2025.

2. Perbanyak Dzikir, Sholat Sunnah, dan Tilawah Al-Qur’an

Sebagai bulan yang dimuliakan Allah, Muharram menjadi waktu istimewa bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah pribadi.

Umat Muslim sangat dianjurkan untuk memperbanyak dzikir harian, melaksanakan sholat sunnah seperti tahajud dan dhuha, serta menyempatkan waktu untuk membaca dan mentadabburi kitab suci Al-Qur’an.

Semakin banyak ibadah yang dilakukan, makan semakin besar pula peluang meraih ampunan dan keberkahan di awal tahun Hijriah.

3. Ringankan Hati dengan Bersedekah

Amalan bersedekah di bulan Muharram bukan hanya sekadar mempererat kepedulian sosial, tapi juga menjadi jalan pembuka rezeki dan penghapus dosa.

Selain itu, memberikan sebagian harta kepada mereka yang membutuhkan, baik dalam bentuk uang, makanan, atau bantuan lainnya, juga dapat menjadi bentuk syukur atas nikmat yang Allah berikan.

Selain berpahala besar, sedekah juga membersihkan harta agar lebih berkah dan bermanfaat.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Iis Suryani
Editor
Iis Suryani
Reporter