INFOTANGERANG.ID- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangerang Selatan menyatakan keberatan terhadap besaran tarif royalti musik yang ditetapkan sebesar Rp120 ribu per kursi, yang dinilai sangat membebani pelaku usaha, terutama yang berskala kecil dan menengah.
Sekretaris PHRI Tangsel, Yono Hartono, mengatakan bahwa pengusaha restoran saat ini sedang berjuang menghadapi berbagai tekanan operasional, termasuk pajak, sewa, hingga biaya tenaga kerja. Tambahan beban berupa royalti musik pun dinilai tidak proporsional dengan kondisi yang ada di lapangan.
“Perhitungan tarif royalti musik per kursi itu sangat memberatkan. Banyak restoran yang kursinya banyak, tapi pengunjungnya tidak sebanding. Jadi ini terasa sangat membebani,” ujar Yono, Kamis 7 Agustus 2025.
Ia menjelaskan bahwa meskipun para pengusaha mendukung penghargaan terhadap hak cipta dan pencipta lagu, mekanisme penarikan royalti oleh Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) harus mempertimbangkan realitas usaha di lapangan.
“Kami setuju hak cipta harus dihargai, itu prinsip. Tapi pelaksanaannya harus disesuaikan. Jangan sampai justru mematikan usaha yang ingin berkembang,” jelasnya.
Yono juga menambahkan bahwa sebagian besar anggota PHRI di wilayah Tangsel merupakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi dan saat ini menghadapi tantangan berat dalam menarik pengunjung.
“Kalau dilihat sekarang, coba saja datang ke kafe atau restoran. Kursinya banyak, tapi yang terisi berapa? Tidak semua full setiap hari. Jadi tarif berdasarkan kursi itu tidak relevan,” tambahnya.
Menurut Yono, sekitar 99 persen pengusaha restoran di Tangsel menyampaikan keluhan terkait kebijakan royalti musik ini. Ia pun mendorong adanya dialog terbuka antara pemerintah, LMKN, dan pelaku usaha untuk merumuskan skema yang lebih adil dan tidak memberatkan.
“Kita tidak sedang menolak bayar, tapi ingin ada solusi win-win. Royalti tetap berjalan, pencipta karya tetap dihargai, tapi pengusaha juga tidak kolaps karena beban yang makin menumpuk,” pungkasnya.
