INFOTANGERANG.ID- Film animasi Merah Putih One For All tengah menjadi buah bibir di jagat maya.
Alih-alih dipuji karena semangat nasionalisme yang diangkat, film ini justru ramai dikritik netizen karena kualitas animasinya yang dianggap belum layak tayang di layar lebar.
Sorotan publik makin memanas setelah beredar isu bahwa film Animasi Merah Putih One For All tersebut mendapat pendanaan dari pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Namun, kabar itu langsung dibantah oleh Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar.
“Kami tidak memberikan bantuan finansial dan tidak memberikan fasilitas promosi,” tegas Irene pada Senin, 11 Agustus 2025.
Irene menjelaskan bahwa pihaknya hanya menerima audiensi dari tim produksi film dan sempat memberikan sejumlah masukan teknis, termasuk soal karakter, tampilan visual, dan trailer.
“Saya hanya memberi beberapa masukan. Tidak ada dukungan finansial dari kami,” tambahnya.
Dana Produksi Film Animasi Merah Putih Bukan dari APBN
Berdasarkan informasi yang beredar, biaya produksi film Merah Putih One For All mencapai sekitar Rp 6,7 miliar, dan seluruhnya dibiayai oleh pihak swasta. Dana tersebut berasal dari Perfiki Kreasindo, rumah produksi milik Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.
Produksi film ini diketahui berlangsung dalam waktu yang cukup singkat, yaitu hanya sekitar dua bulan, yakni dari Juni hingga Agustus 2025.
Meski isu dana dari pemerintah telah dibantah, kritik warganet terhadap kualitas film terus mengalir deras. Di berbagai platform media sosial seperti X dan YouTube, muncul dugaan penggunaan aset stok animasi dalam beberapa adegan film.
Salah satu akun YouTube, Yono Jambul, menyoroti bahwa sejumlah adegan tampaknya menggunakan aset siap pakai dari Daz3D, seperti latar “Street of Mumbai”.
Selain itu, warganet juga menilai bahwa animasi terasa kaku, ekspresi wajah karakter tidak natural, dan detail latar kurang mendalam. Beberapa komentar menyebut film ini terlihat seperti dibuat terburu-buru.
Meskipun kritik mengalir deras, sebagian masyarakat tetap mengapresiasi niat baik di balik film animasi Merah Putih ini, terutama dalam mengangkat semangat kebangsaan lewat medium animasi.
Namun, harapan publik tetap tinggi agar ke depannya film animasi lokal bisa hadir dengan kualitas teknis yang setara dengan karya global.
