INFOTANGERANG.ID- Publik kembali digemparkan oleh kasus pelecehan seksual eks wakasek SMP di Kota Tangerang.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, secara tegas menyuarakan kecaman atas tindakan bejat tersebut.
Menurutnya, sekolah semestinya menjadi tempat aman bagi anak-anak untuk belajar dan berkembang, bukan justru menjadi lokasi terjadinya kekerasan seksual oleh tenaga pendidik.
“Tindakan ini sangat mencederai kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan. Tidak ada ruang untuk penyelesaian damai dalam kasus kekerasan seksual anak,” ujar Arifah dalam pernyataannya.
Kasus Pelecehan Seksual Eks Wakasek di Tangerang Diduga Sudah Terjadi Tiga Kali Sejak Mei
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa tindakan kekerasan seksual tersebut bukan hanya terjadi sekali. Mirisnya, pelaku diduga sudah melakukan aksinya sebanyak tiga kali sejak Mei 2025.
Kini, Polres Metro Tangerang Kota tengah mendalami kasus tersebut dan telah memeriksa sejumlah saksi untuk memperkuat proses penyelidikan.
Korban dan keluarganya telah mendapatkan pendampingan intensif dari berbagai pihak, termasuk dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Tangerang.
Arifah Fauzi menekankan bahwa pelaku harus segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya agar memberikan efek jera. Ia juga mengimbau agar seluruh proses hukum dijalankan secara transparan dan sesuai prosedur.
“Pelaku tidak layak lagi berada di lingkungan pendidikan. Ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum,” tegas Arifah.
Kementerian PPPA melalui layanan SAPA 129 telah melakukan koordinasi intensif dengan pihak kepolisian dan UPTD PPA guna memastikan perlindungan hukum dan psikologis korban berjalan maksimal.
Selain penanganan hukum, pemerintah juga memastikan bahwa korban mendapatkan pendampingan psikologis dan psikiatri secara menyeluruh.
Langkah ini penting untuk membantu korban pulih dari trauma dan bisa kembali menjalani kehidupan normal.
Mulai dari proses pelaporan ke polisi, visum, hingga Berita Acara Pemeriksaan (BAP), seluruhnya telah didampingi oleh tim ahli. Fokus utama pemerintah saat ini adalah memulihkan kondisi mental dan psikis korban, sekaligus memastikan pelaku menerima hukuman setimpal.
Pentingnya Pengawasan Ketat di Lingkungan Pendidikan
Kasus kekerasan seksual guru Tangerang ini menjadi pengingat bahwa sistem pengawasan di sekolah masih memiliki celah besar. Arifah Fauzi menegaskan bahwa perlu adanya sistem perlindungan anak yang lebih ketat dan menyeluruh di seluruh institusi pendidikan.
“Kita tidak bisa lagi membiarkan kasus seperti ini terus terulang. Lingkungan pendidikan harus steril dari pelaku kekerasan seksual. Anak-anak adalah masa depan kita, dan mereka berhak untuk merasa aman,” pungkas Arifah.
Kejadian tragis di Tangerang ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak untuk memperkuat perlindungan anak, khususnya di lingkungan pendidikan. Tindakan tegas, tanpa kompromi, adalah satu-satunya jalan untuk melindungi generasi muda dari kekerasan seksual.
