INFOTANGERANG.ID- Aksi demo mahasiswa Bandung yang awalnya berlangsung di depan Gedung DPRD Jawa Barat berubah menjadi kericuhan yang berimbas hingga ke dalam lingkungan kampus pada 1 hingga September 2025 dini hari.
Gas air mata yang ditembakkan oleh aparat keamanan untuk membubarkan massa dilaporkan sampai ke area dalam kampus Unisba dan Unpas.
Dalam demo mahasiswa Bandung, sejumlah mahasiswa, relawan medis, bahkan petugas keamanan kampus disebut menjadi korban dari efek gas tersebut.
Unggahan di akun Instagram @info.mahasiswaunisba menunjukkan video dan foto yang memperlihatkan situasi kacau.
Beberapa unggahan menyebutkan bahwa aparat masuk ke area kampus dan menyasar posko medis serta mahasiswa yang sedang berlindung.
“Breaking News: Telah terjadi penyergapan oleh aparat dengan menembakkan gas air mata ke area kampus utama Unisba… Tiga satpam menjadi korban dan beberapa lainnya belum terkonfirmasi,” tulis salah satu unggahan di Instagram pada pukul 23.30 WIB.
Kondisi di sekitar Jalan Tamansari pun disebut semakin genting. Seruan “ALL EYES ON BANDUNG” menggema di media sosial sebagai bentuk solidaritas dan permintaan perhatian nasional terhadap insiden tersebut.
Pernyataan Resmi Terkait Demo Mahasiswa Bandung: Tidak Ada Aparat yang Masuk Kampus
Meskipun narasi di media sosial menyebutkan aparat gabungan TNI-Polri masuk kampus, pihak kampus membantah klaim tersebut.
Rektor Unisba, Harits Nu’man, menegaskan bahwa dari pantauan CCTV dan laporan internal, tidak ditemukan adanya aparat masuk ke dalam area kampus, baik berseragam maupun berpakaian preman.
“Sepanjang pantauan saya, kami tidak melihat aparat masuk ke kampus. Itu murni demonstran yang berlarian masuk ke area kampus setelah dibubarkan,” ujar Harits saat konferensi pers di Unisba.
Ia juga menjelaskan bahwa posko medis di Unisba telah ditutup sejak pukul 21.00 WIB. Penanganan korban dilakukan lebih awal dan sudah selesai sebelum kericuhan besar terjadi.
Sementara itu, Kepala Unit Keamanan Kampus Unpas, Rosid, mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, aparat hanya melintas di luar kampus dan tidak memasuki area dalam.
Polda Jawa Barat melalui Kabid Humas Kombes Pol Hendra Rochmawan juga membantah tegas adanya aparat yang masuk ke kampus ataupun menggunakan peluru karet. Ia menyebut informasi yang beredar di media sosial sebagai bentuk disinformasi atau hoaks.
“Tidak ada petugas yang masuk ke area kampus. Narasi soal aparat menembak gas air mata ke dalam kampus adalah tidak benar,” tegas Hendra.
Kondisi Terbaru dan Seruan Kewaspadaan
Meski pihak berwenang telah menyatakan situasi telah terkendali, seruan kewaspadaan masih disampaikan berbagai pihak.
Mahasiswa dan warga sekitar Tamansari diimbau tetap berhati-hati dan tidak mudah percaya terhadap informasi yang belum terverifikasi.
Insiden demo mahasiswa Bandung ini menambah daftar panjang ketegangan antara aparat keamanan dan gerakan mahasiswa dalam menyuarakan aspirasi.
Hingga kini, belum ada laporan resmi terkait jumlah korban maupun kerusakan fasilitas kampus yang terjadi akibat insiden tersebut.
Kericuhan demo mahasiswa di Bandung menyisakan tanda tanya besar. Sementara media sosial menyuarakan ketegangan dan dugaan kekerasan, pihak kampus dan aparat memberikan klarifikasi berbeda. Masyarakat diimbau untuk bijak dalam menyaring informasi dan menunggu hasil investigasi resmi.
