INFOTANGERANG.ID- Pembangunan MRT Cikarang-Balaraja atau MRT lintas Timur-Barat (East–West Line) akan segera dimulai pada tahun 226.

Pada tahap awal, pembangunan akan difokuskan pada rute Tomang hingga Medan Satria dengan panjang lintasan 24,5 kilometer, serta jalur tambahan menuju Depo Rorotan sepanjang 5,9 kilometer.

“Target pembangunan MRT Cikarang-Balaraja akan dimulai pada 2026 mendatang,” tulis perusahaan dalam keterangan resmi, Rabu 5 November 2025.

MRT Cikarang-Balaraja Sepanjang 84 Kilometer

Pembangunan MRT koridor Timur-Barat merupakan bagian dari rencana besar transportasi perkotaan yang akan membentang sejauh 84 kilometer, menghubungkan Cikarang (Bekasi) hingga Balaraja (Tangerang).

Proyek ini memiliki peran penting dalam mendorong mobilitas berkelanjutan, sekaligus mendukung target net zero emission Indonesia tahun 2060.

Sebagai acuan perencanaan, MRT Jakarta telah menyiapkan Design Reference for Sustainable and Resilient Infrastructure, yaitu pedoman pembangunan infrastruktur yang tangguh dan ramah lingkungan untuk jalur Timur-Barat tahap awal.

Presiden Prabowo Subianto memastikan bahwa proyek MRT Cikarang-Balaraja tetap masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).

Kepastian tersebut tercantum dalam Peraturan Menko Perekonomian Nomor 16 Tahun 2025 tentang Perubahan Kedelapan Atas Permenko Ekon Nomor 7 Tahun 2021.

Melintasi tiga provinsi, dan pengerjaannya dibagi menjadi empat tahap besar:

  • Fase 1 Tahap 1: Tomang – Medan Satria (22,7 km)
  • Fase 1 Tahap 2: Kembangan – Tomang (9,2 km)
  • Fase 2 Timur: Medan Satria – Cikarang (21,8 km)
  • Fase 2 Barat: Kembangan – Balaraja (29,9 km)

Jalur ini juga akan terintegrasi dengan MRT koridor Utara–Selatan di Stasiun Thamrin, yang saat ini masih dalam proses pembangunan.

Detail Pembangunan Tahap Awal: 21 Stasiun Baru

Pada tahap pertama, MRT Timur–Barat Fase 1 Tahap 1 akan memiliki 21 stasiun yang terdiri dari:

  • Stasiun bawah tanah: dari Roxy hingga Galur
  • Stasiun layang: dari Tomang – Grogol dan Cempaka Baru – Ujung Menteng

Jalur ini dirancang untuk mempercepat mobilitas warga Jakarta dan daerah penyangga, sekaligus memperluas jangkauan sistem MRT Jakarta yang sebelumnya hanya melayani koridor Utara–Selatan.

Pembangunan proyek ini akan didanai oleh dua lembaga internasional besar, yakni Japan International Cooperation Agency (JICA) akan menanggung biaya pembangunan bawah tanah dari Grogol hingga Cempaka Baru sepanjang 8,6 km.

Cakupannya meliputi 8 stasiun bawah tanah, sistem rel, akses depot layang, serta pengadaan armada kereta.

Sementara itu, Asian Development Bank (ADB) akan mendanai pembangunan jalur layang antara Tomang–Grogol dan Cempaka Baru–Medan Satria sepanjang 15,9 km, termasuk 13 stasiun elevated di sepanjang rute tersebut.

Proyek MRT Timur-Barat Jadi Arah Baru Transportasi Jakarta

Dengan hadirnya koridor Timur-Barat, Jakarta diharapkan memiliki sistem transportasi massal modern yang terintegrasi dan efisien, menghubungkan pusat bisnis, kawasan hunian, dan area industri di Jabodetabek.

Selain mempercepat mobilitas warga, proyek ini juga diharapkan mampu menekan kemacetan lalu lintas serta mengurangi emisi karbon secara signifikan.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Nadia Lisa Rahman
Editor
Nadia Lisa Rahman
Reporter