INFOTANGERANG.ID- Tercatat 365.730 warga dewasa dan lansia sudah melakukan skrining kesehatan jiwa sebagai bagian dari layanan Cek Kesehatan Gratis.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun kembali mengimbau masyarakat Ibu Kota yang belum ikut CKG untuk segera melakukan pemeriksaan.

“Mohon warga DKI Jakarta bisa melakukan CKG termasuk mengisi skrining kesehatan jiwa,” ujar Ketua Tim Kerja Deteksi Dini dan Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kemenkes, Yunita Arihandayani, dalam seminar daring bertema ‘Merawat Kesehatan Mental Ibu sebagai Pilar Ketahanan Keluarga’ pada Jumat 21 November 2025.

3 Persen Peserta Skrining Kesehatan Jiwa Tunjukkan Gejala Depresi

Dari ratusan ribu warga yang mengikuti skrining, 10.973 orang atau sekitar 3 persen menunjukkan indikasi gejala depresi.

Yunita menegaskan bahwa angka depresi di Jakarta cukup mengkhawatirkan karena berada di level 1,5 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata nasional 1,4 persen.

Tak hanya depresi, 9.090 orang atau 2,49 persen warga yang ikut skrining ditemukan memiliki gejala kecemasan. Pada kelompok usia di atas 15 tahun, gangguan kecemasan menempati peringkat kedua dari sepuluh penyakit tertinggi.

Sementara itu, angka penduduk dengan masalah kesehatan jiwa tertinggi secara nasional masih ditempati Provinsi Jawa Barat dengan 4,4 persen, jauh di atas rata-rata nasional 2 persen.
Untuk DKI Jakarta, prevalensinya 2,2 persen, juga sedikit lebih tinggi dari rerata nasional.

Hanya Sebagian Kecil Warga yang Mencari Pertolongan Medis

Meski data menunjukkan tingginya gejala depresi dan kecemasan, Yunita mengungkap hanya sebagian kecil penderita yang benar-benar mencari pertolongan medis.

Data menunjukkan:

  • 0,7 persen penderita kecemasan mencari pengobatan
  • 12,7 persen penderita depresi yang datang ke layanan kesehatan

Menurut Yunita, rendahnya angka tersebut disebabkan minimnya kesadaran diri bahwa gejala yang dirasakan merupakan masalah kesehatan mental. Selain itu, stigma masyarakat juga masih kuat.

“Orang takut dibilang ODGJ, takut dibilang lemah iman atau kurang kuat mental,” jelasnya.

Padahal, jika tidak segera ditangani, gejala ringan dapat berkembang menjadi gangguan yang lebih parah. “Depresi ringan kalau dibiarkan akan makin berat,” ujarnya.

Yunita kembali menekankan bahwa skrining kesehatan jiwa merupakan langkah penting untuk deteksi dini sebelum kondisi memburuk. Layanan ini tersedia di seluruh Puskesmas, dan hampir semuanya kini memiliki psikolog klinis.

Ia menegaskan bahwa skrining bukan alat diagnosis, melainkan penilaian awal untuk mengidentifikasi gejala, risiko, dan tanda-tanda awal gangguan kesehatan jiwa.

Untuk warga Jakarta yang membutuhkan bantuan awal, tersedia layanan telekonsultasi JakCare yang diluncurkan Pemprov DKI sejak Mei 2025. Layanan ini dapat diakses melalui aplikasi JAKI (Jakarta Kini) atau dengan menghubungi 0800-1500-119, bebas pulsa.

Layanan tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat memahami kondisi mental mereka dan mendapatkan rujukan tepat jika dibutuhkan.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Nadia Lisa Rahman
Editor
Nadia Lisa Rahman
Reporter