INFOTANGERANG.ID- Setiap bulan Oktober, dunia memperingati Breast Cancer Awareness Month atau Bulan Kesadaran Kanker Payudara.

Momen ini bukan sekadar kampanye, tapi panggilan untuk lebih peduli terhadap salah satu penyakit paling mematikan bagi wanita.

Menurut Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B(K)Onk, M.Epid, MARS, Konsultan Bedah Onkologi dari Eka Hospital BSD, kanker payudara masih menjadi kasus tertinggi pada perempuan di Indonesia dan dunia.

Namun, harapan sembuh sangat besar jika penyakit ini dideteksi sejak dini.

Sama seperti jenis kanker lainnya, kanker payudara memiliki peluang sembuh lebih tinggi jika terdeteksi pada tahap awal.

Metode Pemeriksaan Kanker Payudara:

  • SADARI (Periksa Payudara Sendiri): Dilakukan setiap bulan setelah menstruasi. Kenali bentuk dan tekstur normal payudara Anda agar perubahan bisa cepat terdeteksi.

  • SADANIS (Periksa Klinis): Pemeriksaan oleh tenaga medis setahun sekali. Sangat dianjurkan bagi wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker.

  • Mammogram dan USG Payudara: Pemeriksaan pencitraan yang disarankan bagi wanita usia 40 tahun ke atas atau dengan faktor risiko.

Ciri-Ciri Kanker Payudara yang Sering Diabaikan

Jangan tunggu sampai muncul rasa sakit. Segera konsultasikan ke dokter bila Anda mengalami salah satu dari gejala berikut:

  • Benjolan keras di payudara yang tidak hilang setelah menstruasi

  • Perubahan ukuran atau bentuk payudara secara tiba-tiba

  • Kulit payudara menebal, mengkerut, atau tampak seperti kulit jeruk

  • Puting tertarik ke dalam atau mengeluarkan cairan tidak normal

  • Kemerahan atau bengkak yang menetap

Siapa Saja yang Berisiko?

Faktanya, semua wanita berisiko. Tapi, risiko meningkat jika Anda memiliki:

  • Usia di atas 40 tahun

  • Riwayat keluarga dengan kanker payudara

  • Mutasi genetik seperti BRCA1 dan BRCA2

  • Menstruasi di usia sangat muda atau menopause terlambat

  • Gaya hidup tidak sehat: kurang olahraga, obesitas, konsumsi alkohol

Menurut dr. Sonar, penanganan kanker payudara tak selalu harus mastektomi. Ada berbagai pilihan pengobatan tersedia, dan tidak selalu berarti kehilangan payudara. Metode yang sering dikombinasikan meliputi:

  1. Operasi (Pembedahan): Mengangkat tumor sebagian (lumpektomi) atau seluruhnya (mastektomi)

  2. Radioterapi: Menggunakan radiasi untuk membunuh sel kanker

  3. Kemoterapi: Terapi obat untuk menghancurkan sel kanker

  4. Terapi Hormon dan Target: Pendekatan khusus berdasarkan sifat biologis kanker

Saat ini, pengobatan kanker payudara dilakukan secara multidisiplin oleh tim yang terdiri dari dokter bedah onkologi, onkologi medis, radiologi, patologi anatomi, hingga rehabilitasi medik, untuk memastikan pendekatan yang paling efektif dan personal.

Kesadaran adalah langkah awal, tapi tindakan nyata adalah kunci. Jika wanita memiliki faktor risiko atau merasa ada yang tidak biasa di payudaranya, maka jangan tunda pemeriksaan.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Nadia Lisa Rahman
Editor
Nadia Lisa Rahman
Reporter