Fenomena “New Moon” Berdampak Terjadinya Banjir Rob di Wilayah Pesisir

Infotangerang.id – Fenomena bulan baru (New Moon) ini disebut sangat berpotensi terhadap meningkatnya ketinggian air laut maksimum hingga menyebabkan banjir rob yang akan berdampak pada sejumlah wilayah pesisir di Indonesia.

Seperti melansir dari situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Minggu (22/01/2023), menyebutkan bahwa bulan adalah merupakan benda langit yang mengorbit Bumi.

Bentuk Bulan yang terlihat dari Bumi akan berubah-ubah karena sumber cahaya Bulan yang terlihat dari Bumi adalah pantulan sinar Matahari.

Dalam perubahan bentuk Bulan yang tampak dari Bumi ini disebut dengan fase-fase Bulan. Dari sejumlah fase Bulan, terdapat empat fase utama, yaitu fase bulan baru (New Moon),

fase setengah purnama awal (perempat pertama), fase purnama, dan fase setengah purnama akhir (perempat akhir).

Periode revolusi Bulan pada bidang orbitnya dihitung dari posisi fase bulan baru ke fase setengah purnama awal, kemudian ke fase purnama, ke fase setengah purnama akhir dan

kembali ke fase bulan baru disebut sebagai periode sinodis, yang secara rata-rata ditempuh dalam waktu 29,53059 hari (29 hari 12 jam 44 menit 03 detik).

Fase bulan baru dengan jarak terdekat ke Bumi atau super new moon tetsebut mulai terjadi pada18 Januari dan 20 Februari 2023. Dan fenomena bulan baru ini memiliki dampak,

yakni pasang maksimum di pantai karena efek bulan baru akan diperkuat oleh posisi Bulan yang terdekat. Maka perlu diwaspadai potensi banjir rob sekitar 21-25 Januari 2023.

Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir.

Diantaranya seperti di pesisir Aceh, pesisir Sumatera Utara, pesisir Sumatera Barat, pesisir Lampung, pesisir Kepulauan Riau, pesisir Bangka Belitung, pesisir utara DKI Jakarta.

Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di pesisir Jawa Barat, pesisir Jawa Tengah, pesisir Jawa Timur, pesisir Bali, pesisir Nusa

Tenggara Barat, pesisir Kalimantan Barat, pesisir Kalimantan Tengah, pesisir Maluku Utara, pesisir Maluku, pesisir utara Papua, dan pesisir Papua Selatan.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Banten kini tengah

mewaspadai terjadinya bencana banjir (rob) yang berpotensi akan merendam ribuan rumah di wilayah pesisir utara di daerah itu.

“BMKG merilis pada tanggal 18 Januari 2023 masuk fenomena new moon (fase bulan baru), dengan potensi mengakibatkan banjir rob

dengan bisa merendam ribuan rumah warga di  wilayah pesisir,” kata Kepala BPBD Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat.

Kendati demikian, dengan adanya fenomena new moon (bulan baru) ini akan mengakibatkan terhadap pasang surut air laut dengan banjir rob disertai hujan deras dan

petir yang terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, salah satunya termasuk pesisir utara mencakupi Kecamatan Kosambi, Dadap, Salembara, Pakuhaj dan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.

Sehingga, pihaknya pun mengimbau masyarakat di wilayah pesisir itu agar mewaspadai dampak dari potensi bencana akibat fenomena tersebut.

“Kami imbau kepada masyarakat khususnya warga di pesisir pantura Tangerang, untuk selalu waspada dan selalu memantau informasi dari BMKG atau bisa juga komunikasi dengan BPBD dengan call center 112. Jadi imbauan kami tetap harus waspada, siaga,” katanya.

Ia mengungkapkan, selain berdampak terjadinya banjir, beberapa aktivitas pun ikut terdampak seperti aktivitas nelayan, bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

“Tempat pelelangan ikan dan yang paling terdampak nelayan, dan jangan sampai terjadi kejadian terdahulu sampai perahu tenggelam di perairan Kepulauan Seribu,” ungkapnya.

Dalam upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi kebencanaan tersebut, maka pihaknya akan melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait untuk terus melakukan pemantauan situasi di masing-masing wilayahnya.

“Komunikasi dengan para camat di pantura, dan para camat suda melakukan normalisasi di kali-kali saluran ke muara dengan meminta bantuan ke pengembang agar meminimalisir terjadinya bencana,” kata dia (AZM/ASN)