INFOTANGERANG.ID- Aplikasi video pendek, TikTok, kembali menghadirkan inovasi berupa fitur baru TikTok untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan para kreatornya.
Kali ini, platform miliki ByteDance itu merilis Creator Care Mode, sebuah sistem moderasi komentar otomatis yang ditenagai oleh kecerdasan buatan (AI).
Fitur baru TikTok ini memungkinkan kreator untuk menyaring komentar toxic atau negatif secara otomatis tanpa harus meninjau satu per satu.
AI ini akan belajar dari pola komentar yang sering diblokir oleh kreator, lalu secara cerdas mencegah komentar serupa muncul kembali di unggahan selanjutnya.
Moderasi Komentar TikTok Kini Lebih Praktis dan Personal
Dalam Creator Care Mode, AI TikTok bertindak sebagai filter aktif yang terus belajar dari preferensi kreator.
Hal ini berarti, sistme ini tidak hanya mengandalkan daftar kata terlarang, tetapi juga memahami konteks yang tidak diinginkan oleh pembuat konten.
Tak hanya untuk video biasa, fitur baru TikTok ini juga terintegrasi dengan TikTok Live.
Jadi saat melakukan siaran langsung, kreator bisa memblokir frasa tertentu atau bahkan emoji yang kerap digunakan untuk melecehkan atau mengganggu.
Semua itu bisa dilakukan secara massal dan real-time, tanpa harus menyunting satu per satu komentar.
Fitur Baru TikTok: Creatif Inbox
Selain tool moderasi, TikTok juga meluncurkan Creator Inbox, fitur eksklusif untuk kreator dengan banyak pengikut.
Fungsinya ini mirip dengan broadcasr di Instagram, namun lebih interaktif.
Perbedaanya adalah, jika di Instagram pesan hanya satu arah, di Creator Inbox TikTok ini memungkinkan untuk komunikasi dua arah.
Nantinya kreator bisa merespons secara massal, mengelompokkan pesan, dan menjaga hubungan dengan pengikut agar lebih terorganisir.
Fitur ini dirancang agar kreator tidak kewalahan saat berinteraksi dengan followers dalam jumlah besar, terutama saat kampanye konten sedang ramai.
Fitur Baru TikTok untuk Lawan Hoaks
TikTok juga menunjukkan komitmennya dalam memerangi informasi palsu lewat fitur baru bernama Footnotes.
Mekanisme fitur ini mirip dengan Community Notes di X (dulu Twitter) atau fitur serupa di Facebook.
Dalam fitur ini, pengguna yang terdaftar sebagai kontributor dapat memberikan catatan atau klarifikasi terhadap video yang dianggap mengundang informasi yang menyesatkan.
Namun, TikTok menekankan bahwa verifikasi tidak sepenuhnya diserahkan ke komunitas.
Sebagai pelengkap, TikTok juga bekerja sama dengan 20 organisasi pemeriksa fakta global yang tergabung dalam international Fact-Checking Network (IFCN),yang mencakup lebih dari 60 bahasa dan 130 negara.
Perkenalan fitur-fitur ini bukan tanpa alasan. TikTok tengah berada dalam sorotan pemerintah Amerika Serikat, yang mempertanyakan keamanan data dan pengaruh platform terhadap opini publik.
Dengan memperkuat sisi keamanan, moderasi, dan pemberantasan hoaks, TikTok tampaknya ingin menunjukkan keseriusannya dalam menciptakan ekosistem yang sehat dan bertanggung jawab bagi penggunanya.
