INFOTANGERANG.ID- Halte TransJakarta yang dulunya dikenal sebagai Halte Senen Sentral, kini resmi berganti nama menjadi Halte Jaga Jakarta.
Perubahan ini bukan sekadar penggantian nama, melainkan sebuah transformasi total dari fasilitas umum yang sempat luluh lantak akibat kerusuhan, menjadi ikon baru semangat kolektif menjaga kota.
Peresmian halte Jaga Jakarta ini dilakukan langsung oleh Gubernur Jakarta, Pramono Anung, bersama Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, bertepatan dengan peluncuran armada bus listrik TransJakarta yang akan mendukung sistem transportasi ramah lingkungan di ibu kota.
Puing Kebakaran Menjadi Instalasi Edukatif di Halte Jaga Jakarta
Masih segar dalam ingatan publik, kerusuhan pada 29 Agustus 2025 meninggalkan jejak kehancuran di sejumlah titik, termasuk halte Senen Sentral yang dibakar dan dijarah.
Dari data Pemprov DKI, 22 halte rusak, dengan 6 di antaranya terbakar dan 16 lainnya menjadi korban vandalisme.
Namun, dari puing-puing itu kini lahir simbol perubahan.
Halte Jaga Jakarta menghadirkan instalasi khusus berisi sisa-sisa kebakaran yang dipajang dalam kotak kaca berbingkai biru, di dalamnya terdapat mesin tap hangus, kerangka blower, televisi rusak, hingga guiding block terbakar.
Di bagian bawah instalasi tersebut tertulis pesan yang menyentuh:
“Ketika kita menjaga halte, kita juga menjaga hak setiap orang untuk memiliki ruang yang aman dan nyaman. Ketika kita merawat fasilitas umum, kita merawat masa depan kota kita.”
Interior Modern dan Akses Lengkap
Wajah baru halte ini didominasi oleh nuansa biru, mencerminkan semangat tenang namun tegas dalam menjaga kota. Tiga mesin tap otomatis siap melayani penumpang masuk dan keluar. Di bagian luar, terpampang jelas tulisan “Jaga Jakarta” berdampingan dengan logo TransJakarta.
Dari sisi akses, halte ini dilengkapi enam gate (A–F) yang langsung terhubung dengan koridor utama TransJakarta, termasuk rute ke Kampung Melayu dan Senen Sentral.
Fasilitas Penunjang Ramah Pengguna
Berbeda dari sebelumnya, halte ini kini lebih inklusif dengan kehadiran toilet terpisah untuk pria, wanita, dan penyandang disabilitas. Sebuah mushala juga dibangun di depan halte untuk menunjang kebutuhan ibadah penumpang.
Meski demikian, belum tersedia stan makanan permanen. Hanya ada dua kedai kecil yang beroperasi sementara saat acara peresmian.
Pantauan hari ini, halte sudah kembali beroperasi normal sejak pukul 09.50 WIB. Tercatat ada 16 penumpang masuk dan 36 keluar melalui mesin tap dengan tarif tetap Rp 3.500. Sejumlah penumpang bahkan terlihat antusias menyambut fasilitas baru, dan beberapa menyempatkan diri berhenti untuk mengamati instalasi sisa kebakaran.
Transformasi Halte Senen menjadi Halte Jaga Jakarta bukan sekadar renovasi fisik, melainkan penanda kuat bahwa Jakarta ingin bangkit lebih baik, lebih tangguh, dan lebih peduli. Dengan peluncuran bus listrik dan wajah baru halte ini, Jakarta perlahan bergerak menuju masa depan transportasi yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.
“Nama ‘Jaga Jakarta’ dipilih bukan tanpa alasan. Ini adalah ajakan kolektif agar masyarakat turut serta menjaga fasilitas umum dan ruang bersama,” kata Gubernur Pramono dalam sambutannya.
