Infotangerang.id– Cuaca panas ekstrem di Mekkah, Arab Saudi yang mencapai 51,8 derajat celcius menyebabkan ribuan jemaah haji mengalami heat stroke atau sengatan panas.

Terdapat laporan bahwa 2.700 jemaah haji mengalami heat stroke.

Bahkan, tercatat 14 jemaah haji dari Yordania meninggal dunia akibat heatstroke, sementara lima jemaah haji dari Iran juga dilaporkan meninggal dunia meskipun penyebabnya belum diketahui.

Kejadian kematian jemaah haji ini terjadi saat mereka sedang melaksanakan prosesi terakhir haji, yaitu lontar jumrah.

Lalu sebenarnya apa itu heat stroke?

Pengertian Heat Stroke

Heat stroke adalah kondisi di mana tubuh mengalami peningkatan suhu yang drastis, sering kali mencapai 40°C atau bahkan lebih tinggi.

Heat stroke ditandai dengan berbagai gejala yang serius dan memerlukan penanganan segera agar penderitanya tidak mengalami kehilangan kesadaran atau masuk ke dalam keadaan koma.

Heatstroke dapat terjadi ketika seseorang terpapar suhu panas yang melebihi batas toleransi tubuhnya, seperti saat cuaca sangat panas yang bisa menjadi dampak dari pemanasan global.

Kondisi ini bisa dialami oleh siapa pun, tetapi risiko terjadinya heatstroke lebih tinggi pada bayi dan lansia.

Heatstroke juga lebih sering terjadi pada atlet, personel militer, dan pekerja yang sering terpapar panas matahari secara intensif.

Penyebab Heat Stroke

kenali penyebab heat stroke

Penyebab utama heatstroke adalah terpapar suhu lingkungan yang tinggi, melebihi kemampuan tubuh untuk mengaturnya.

Cuaca panas ekstrem, yang sering kali terjadi sebagai dampak dari perubahan iklim global, dapat meningkatkan risiko terjadinya heatstroke.

Kondisi ini bisa diperparah oleh dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh, yang menghambat kemampuan tubuh untuk mengeluarkan keringat secara efektif dan mengganggu proses alami pendinginan tubuh.

Beberapa penyebab heat stroke lainnya yakni:

1. Aktivitas fisik yang berlebihan saat cuaca panas tanpa cukup istirahat juga berperan dalam timbulnya heatstroke.

2. Kelebihan berat badan atau obesitas dapat menghambat kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dengan efektif.

3. Mengenakan pakaian yang terlalu tebal atau berwarna gelap juga bisa menghalangi pengeluaran keringat, yang merupakan mekanisme penting tubuh untuk mendinginkan diri.

4. Beberapa kondisi medis, seperti gangguan pada kelenjar keringat atau penyakit yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan suhu lingkungan, juga dapat meningkatkan risiko heatstroke.

Gejala Heat Stroke

Heat Stroke termasuk kondisi emergensi yang harus mendapatkan penanganan segera karena dapat menyebabkan kerusakan organ penting hingga kematian.

Berikut ini adalah beberapa gejala seseorang mengalami heat stroke:

1. Suhu Tubuh Tinggi: Kenaikan suhu tubuh yang signifikan, melebihi 40°C, adalah tanda utama heatstroke.

2. Sakit Kepala Berat: Kepala terasa sakit parah sering kali terjadi pada kondisi ini.

3. Pusing: Sensasi pusing atau merasa akan pingsan juga sering dialami.

4. Mual dan Muntah: Gejala mual dan kemungkinan muntah sering dirasakan oleh penderita heatstroke.

5. Detak Jantung Cepat: Denyut jantung yang cepat dan kuat mungkin terjadi karena tubuh berusaha untuk mengatur suhu.

6. Pernapasan Cepat dan Dangkal: Pola napas yang cepat dan dangkal dapat terjadi.

7. Kebingungan: Kehilangan orientasi atau kebingungan mental sering kali mengiringi kondisi ini.

8. Kejang: Dalam beberapa kasus, seseorang dapat mengalami kejang.

9. Pingsan: Kehilangan kesadaran atau pingsan merupakan tanda serius dari heatstroke.

10. Kulit Merah, Panas, dan Kering: Kulit menjadi sangat panas, kemerahan, dan kering karena tubuh tidak lagi mampu mengeluarkan keringat.

11. Kelemahan Otot atau Kram: Otot terasa lemah atau mengalami kram sebagai akibat dari dehidrasi dan kehilangan elektrolit.

Faktor Risiko Heat Stroke

Faktor risiko heat stroke

Heatstroke dapat menyerang siapa saja, tetapi ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kondisi ini.

Berikut ini adalah faktor-faktor risiko yang perlu diperhatikan:

1. Usia

Heatstroke lebih sering terjadi pada orang tua dan anak-anak.

Orang tua lebih rentan karena kemampuan tubuh mereka untuk mengatur suhu cenderung menurun seiring bertambahnya usia.

Sementara itu, anak-anak juga berisiko lebih tinggi karena sistem pengaturan suhu tubuh mereka belum sepenuhnya matang.

2. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya heatstroke.

Misalnya, wanita hamil dan individu dengan penyakit kronis seperti gangguan pernapasan, ginjal, jantung, pembuluh darah, serta gangguan kesehatan mental, lebih rentan mengalami heatstroke.
Kondisi-kondisi ini mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dan mengatasi tekanan panas.

3. Terpapar Lingkungan Panas

Individu yang sering terpapar lingkungan panas dengan frekuensi dan durasi yang tinggi memiliki risiko yang lebih besar.

Kelompok ini meliputi atlet, personel militer, petani, pekerja konstruksi, serta individu yang melakukan pekerjaan di luar ruangan di bawah sinar matahari langsung.

Paparan panas yang berkelanjutan tanpa istirahat yang cukup untuk pendinginan tubuh dan rehidrasi dapat meningkatkan risiko terjadinya heatstroke.

4. Obat Tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan risiko heatstroke.

Contohnya adalah obat antikolinergik yang mengurangi produksi keringat, diuretik yang meningkatkan pengeluaran cairan tubuh, dan beta-blocker yang dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menanggapi suhu panas.

Penggunaan obat-obatan ini dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap heatstroke.

Baca berita lainnya di Infotangerang dan Tangselife

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow