INFOTANGERANG.IDAnggur shine muscat yang beredar di masyarakat dipastikan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) tidak mengandung senyawa berabahaya.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengatakan bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap 240 senyawa residu pestisida pada sampel anggur dari China tersebut, 219 terdeteksi senyaya negatif.

Sementara 21 senyawa dalam anggur shine muscat mengandung residu pestisida, tetapi masih jauh di bawah batas maksimum residu (BMR).

Hal tersebut tentu bertentangan dengan pemberitaan di Thailand yang mengatakan bahwa anggur muscat mengandung senyawa klorpirifos dan endrin aldehyde yang merupakan jenis senyawa berbahaya.

Anggur Shine Muscat Tidak Berbahaya

Dinas Urusan Pangan Daerah juga turut melakukan uji cepat atau rapid test residu pestisida pada 350 sampel anggur shine muscat.

Hasilnya, 90 persen sempel negatif dan 10 persen sampel terdeteksi positif dengan kadar yang rendah di bawah ambang masimum residu.

Namun apabila nantinya ditemukan produk anggur shine muscat yang tidak aman di peredaran, Bapanas akan mengambil tindakan tegas sesuai prosedur yang berlaku.

Mengapa Temuan Residu RI di Anggur Shine Muscat dengan Thailand Berbeda?

Plh. Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Yusra Egayanti mengatakan bahwa kemungkinan karena perbedaan produk.

Selain itu karena adanyan perbedaan batas residu aman dalam buah segar antara Indonesia dengan Thailand dan sejumlah negara lain.

Perbedaan batas maksimal residu (BMR) itu lazim terjadi di antara negara-negara.

Namun, ada upaya harmonisasi residu dilakukan oleh regulator negara-negara, baik di Asia maupun di global, melalui standar Codex Alimentarius Commission (CAC).

Penetapan BMR ini berbeda dilatarbelakangi tingkat konsumsi.

Bila tingkat konsumsi tinggi, maka jumlah paparannya akan mendekati standar yang ditoleriri saat masuk tubuh atau acceptable daily intake.

Hal itulah yang membuat BMR pada setiap negara berbeda, seperti misalnya kasus anggur shine muscat di Thailand akibat perbedaan regulasi tersebut.

Bapenas Imbau untuk Mencuci Anggur Shine Muscat

Mencuci anggur shine muscat ini sangat penting untuk dilakukan karena untuk mengurangi risiko adanya residu atau cemara lain yang masih tertinggal di permukaan buah.

Apalagi anggur merupakan komoditas yang dapat langsung dikonsumsi tanpa perlu dikupas kulitnya terlebih dahulu.

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2021 yang merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, salah satu kewenangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) adalah memastikan keamanan pangan segar yang beredar di pasaran.

Implementasi dari tugas ini dilakukan melalui dua cara, yaitu penerbitan izin dan pengawasan di pasar.

Sebelumnya, Thailand menemukan bahwa anggur shine muscat yang diimpor dari China mengandung bahan kimia berbahaya.

Menurut pemberitaan Thai PBS World pada Kamis, 24 November 2024, hasil pengujian sampel terhadap 24 buah anggur shine muscat di Thailand menunjukkan bahwa 23 di antaranya mengandung bahan kimia berbahaya, termasuk klorpirifos, yang dilarang di negara tersebut.

Selain itu, 22 buah anggur lainnya juga terkontaminasi 14 jenis residu kimia.

Zat kimia berbahaya yang ditemukan pada anggur shine muscat mencakup bifenazate, dinotefuran, fluopyram, boscalid, fluopicolide.

Selain itu terdapat pula pyrimethanil, ametoctradin, tetraconazole, ethirimol, metrafenone, fludioxonil, bupirimate, isopyrazam, oxathiapiprolin, biphenyl, dan cyazofamid.

Beberapa bahan kimia pestisida ini belum tercatat di Thailand, sehingga dampak yang mungkin timbul jika mengonsumsi anggur tersebut masih belum diketahui.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Iis Suryani
Editor
Iis Suryani
Reporter