INFOTANGERANG.ID- Wukuf di Arafah merupakan momen paling krusial dalam pelaksanaan ibadah haji.

Tanpa wukuf, maka ibadah haji dianggap tidak sah, sebagaimana yang telah disepakati oleh mayoritas ulama.

Ibadah wukuf di Arafah bukala sekadar formalitas, melainkan wujud refleksi spiritual yang sangat mendalam bagi setiap jemaah haji.

Ibadah haji sendiri merupakab salah satu rukun Islam yang diwajibkan bagi umat Islam yang mampu, baik secara fisik maupun secara financial.

Hal tersebut termaktub dalam Surah Ali Imran ayat 97, yang artinya:

Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari seluruh alam.

Apa Itu Wukuf di Arafah?

Secara istilah, wukuf berarti berhenti atau hadir.

Dalam konteks haji, wukuf berarti berhenti di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, mulai dari tergelincirnya matahari (waktu Dzuhur), hingga fajar 10 Dzulhijjah.

Sebagai langkah keselamatan, pemerintah Arab Saudi menyediakan kemah-kemah besar dan tenda berpendingin untuk kenyamanan jemaah saat wukuf.

Bahkan, bagi jemaah yang sakit atau dalam kondisi darurat, wukuf tetap dapat dilakukan melalui pelayanan medis khusus di lokasi.

Seluruh jemaah haji, tanpa terkecuali, berkumpul di tempat ini untuk berdzikir, memohon ampun, dan memanjatkan doa kepada Allah SWT.

Inilah waktu ketika doa-doa paling mustajab untuk dipanjatkan, dan pintu pengampunan atas dosa dibukakan selebar-lebarnya.

Sejarah dan Makna Spiritual Wukuf

Berdasarkan buku Haji dan Umrah: Sebuah Perjalanan Spiritual oleh Nadia Kharisma Afrillia dan Kustin Hartini, Arafah adalah nama tempat yang berada di sebelah timur Kota Makkah, dengan luas sekitar 17,95 km² dan ketinggian 750 kaki di atas permukaan laut.

Menariknya, nama Arafah memiliki makna “menyadari” atau “mengenal.”

Hal ini berkaitan dengan kisah pertemuan kembali Nabi Adam AS dan Hawa setelah dikeluarkan dari surga.

Mereka bertemu di Arafah, memohon ampun, dan menyadari kesalahan mereka.

Sebagaimana ditulis dalam buku Sejarah Ibadah karya Syahruddin El-Fikri dan Al-Hajj oleh Ali Syariati, Arafah merupakan lambang Padang Mahsyar, tempat manusia dikumpulkan di akhirat.

Maka, wukuf juga menjadi simbol introspeksi dan persiapan menuju akhirat.

Tata Cara dan Waktu Pelaksanaan Wukuf

Mayoritas ulama menyepakati bahwa waktu wukuf dimulai pada 9 Dzulhijjah setelah tergelincir matahari dan berakhir saat fajar menyingsing pada 10 Dzulhijjah.

Beberapa poin penting pelaksanaan wukuf:

1. Jika dilakukan pada siang hari, jemaah wajib bertahan hingga waktu Maghrib.

2. Jika wukuf dilakukan saat malam hari, cukup hadir tanpa kewajiban tambahan.

3. Menurut Mazhab Syafi’i, memperpanjang wukuf dari siang hingga malam hukumnya sunnah.

4. Wukuf biasanya diawali dengan khutbah Arafah, lalu dilanjutkan dengan salat Dzuhur dan Ashar secara jama’ qashar.

Setelah itu, jemaah disunnahkan memperbanyak:

  • Dzikir
  • Istighfar
  • Doa-doa pribadi dan umum

Hal yang terpenting, wukuf tetap sah meski jemaah sedang haid atau nifas, karena kesucian dari hadas bukan syarat wukuf.

Dapatkan Berita Terbaru lainya dengan Mengikuti Google News Infotangerang
sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Infotangerang
Follow
Iis Suryani
Editor
Iis Suryani
Reporter